SOLOPOS.COM - ilustrasi hewan kurban (JIBI/Burhan Aris Nugraha/dok)

Solopos.com, BOYOLALI--Pasokan hewan kurban di sejumlah pasar hewan di Kabupaten Boyolali menjelang Idul Adha 2013, meningkat dibandingkan hari-hari biasa. Namun peningkatan tersebut diakui tidak signifikan. Bahkan jika dibandingkan tahun lalu, justru menurun.

Hal itu diakui petugas penarik retribusi hewan besar UPT Pasar Hewan Sunggingan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Boyolali, Sarjono.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Disebutkan Sarjono, menjelang Idul Adha ini, terjadi kenaikan pasokan hewan jenis hewan besar, yaitu sapi, sekitar 7 persen hingga 10 persen. Jika hari biasa jumlah hewan besar yang masuk sekitar 300 ekor hingga 350 ekor, saat ini rata-rata mencapai sekitar 400 ekor.

“Ada kenaikan sekitar 50 ekor, atau sekitar 7 persen sampai 10 persen,” ujar Sarjono, ketika ditemui wartawan di Pasar Hewan Sunggingan, Kamis (10/10/2013).

Namun diungkapkan dia, persentase kenaikan tersebut lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai lebih dari 10 persen.

“Tahun lalu peningkatannya bahkan mencapai 12 persen,” imbuh dia.

Sayangnya peningkatan tersebut, lanjut dia, tidak diiringi dengan meningkatnya pembelian. Diduga hal itu karena dipicu faktor melonjaknya harga jual hewan di pasaran sehingga mengakibatkan daya beli konsumen tahun ini menurun.

“Kalau dulu harga hewan besar, yaitu sapi, masih kisaran Rp10,5 juta. Tapi tahun ini bahkan mencapai Rp12,5 juta,” katanya.

Sarjono mengatakan kenaikan harga hewan tersebut bahkan sudah terjadi sejak akhir Juli lalu.

“Harganya bahkan sudah naik mulai tiga bulan yang lalu,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan petugas penarik retribusi hewan kecil, Sri Nugroho. Disebutkan dia, peningkatan pasokan hewan kecil, seperti kambing dan domba, juga tidak signifikan jika dibandingkan peningkatan yang terjadi tahun lalu. Menjelang Idul Adha ini, ungkapnya, jumlah pasokan hewan kecil di sejumlah pasar tradisional rata-rata naik 50 ekor hingga 75 ekor. Namun pembelian juga sepi menyusul kenaikan harga jual hewan tersebut.

“Dulu rata-rata Rp1,5 juta sudah dapat, tapi sekarang rata-rata sudah mencapai Rp2 juta,” imbuh Sri Nugroho.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya