SOLOPOS.COM - Pembudi daya ikan lele di Kampung Lele Desa Tegalrejo, Sawit, Boyolali. (Dok.Solopos)

Perikanan Boyolali, meski memiliki kampung sentra budi daya lele, namun Boyolali belum swasembada bibit lele.

Solopos.com, BOYOLALI–Kendati memiliki sentra budidaya lele di Tegalrejo, Sawit, namun hingga saat ini Boyolali belum bisa berswasembada bibit lele.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kebutuhan bibit lele di Boyolali masih tergantung pasokan dari Jawa Timur. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Bambang Jiyanto, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (3/9/2016).

Bambang menuturkan kebutuhan bibit lele di Boyolali rata-rata mencapai 200.000/hari. Sayangnya, kebutuhan ini tidak bisa tercukupi sendiri oleh pembibit di Boyolali. Untuk mencukupi kebutuhan bibit ini, Boyolali berencana membangun balai pembibitan ikan lele modern di wilayah Metuk Kecamatan Mojosongo.

“Pembangunan balai pembibitan ikan lele bertujuan agar peternak lele tidak lagi menggantungkan kebutuhan bibit lele dari Jawa Timur,” kata Bambang.

Selama ini, sudah banyak peternak yang melakukan usaha pembibitan lele bahkan mengikuti pelatihan-pelatihan pembibitan namun produksi bibit lele di Boyolali belum bisa mencukupi kebutuhan 200.000/hari.

“Jadi langkah yang paling tepat adalah membangun balai pembibitan ikan, nantinya tidak hanya untuk pembibitan ikan lele tetapi ikan lainnya seperti nila, gurami, ikan mas, dan lain-lain,” papar Bambang.

Ketua Kelompok Tani Bangun Mina Sejahtera, Sugiyatno, menjelaskan kebutuhan bibit lele khususnya di sentra budidaya lele Tegalrejo, Sawit, mencapai 3 juta bibit per pekan. Untuk saat ini, mayoritas kebutuhan bibit lele dipasok dari Tulungagung dan Kediri.

Kelompok Tani Bangun Mina Sejahtera saat ini sedang merintis kelompok pembibitan lele bernama Mina Maju Makmur yang bersumber dari dana pengabdian masyarakat salah satu perguruan tinggi.

“Petani di Kampung Lele itu kan fanatik dengan bibit lokal, 12.000 bibit bisa menghasilkan lele seberat 12 kuintal,” kata Sugiyatno, kepada Solopos.com, Senin (5/9/2016).

Setiap anggota kelompok Mina Maju Makmur targetnya bisa memproduksi minimal 15.000 bibit tiap pekannya. Sedangkan anggota kelompok kami ada 30 orang. Oleh karena itu, kelompok ini harapannya bisa memproduksi 450.000 bibit.

“Saya sendiri sudah bisa bikin bibit tapi hanya 70.000 bibit per pekan. Kalau buat Kampung Lele, bibit sebanyak ini jelas masih sangat kurang.”

Terkait rencana pembangunan balai pembibitan ikan lele di Metuk, Pemkab Boyolali sudah mempersiapkan feasibility study dan detail engineering desain (DED). “DED dan FS sudah jadi harapannya balai pembibitan ikan lele bisa dibangun tahun depan.”

Desa Metuk dipilih sebagai lokasi pembangunan balai bibit karena wilayah tersebut memiliki banyak sumber air yang segar dan masih murni.

Selain untuk pembibitan ikan, di lokasi balali bibit juga akan disiapkan lahan untuk edukasi belajar dan pendidikan anak-anak. “Anak-anak bisa tahu tentang budi daya ikan dan menunmbuhkan gemar makan ikan. Konsumsi ikan di Boyolali masih cukup rendah,” ujar dia.

Bambang menambahkan pembangunan balai bibit ikan lele di Boyolali mendapat dukungan dari pemerintah pusat. “Pemerintah pusat memastikan bahwa pengadaan pangan di Boyolali aman. Ikan ini menjadi pangan substitusi atau pengganti ayam yang sering memicu inflasi. Inflasi di Boyolali lebih terkendali karena Boyolali punya lele,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya