SOLOPOS.COM - Pengunjung memadati objek wisata Waduk Cengklik Boyolali, Minggu (27/12/2015). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Perikanan Boyolali yakni ikan keramba di Waduk Cengklik banyak yang mati karena pencemaran air.

Solopos.com, BOYOLALI – Ribuan ikan nila milik peternak ikan keramba di Waduk Cengklik, Ngemplak, Boyolali mati. Matinya ikan-ikan itu disebabkan karena kondisi air waduk tercemar limbah.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketua kelompok budidaya ikan keramba jaring apung Desa Ngargorejo, Ngemplak, Boyolali, Maryanto, mengatakan kematian ikan-ikan milik peternak sudah berlangsung tiga pekan. Ribuan ikan yang mati itu oleh peternak dibuang di waduk atau dijadikan pakan ikan lele.

“Setiap peralihan musim kemarau ke musim hujan kondisi ikan milik perternak pasti banyak yang mati,” ujar Maryanto saat ditemui wartawan di rumahnya, Selasa (29/12/2015).

Maryanto mengatakan ikan yang diternak dalam keramba seperti keracunan akibat air di waduk tercemar limbah. Pencemaran air waduk lebih disebabkan penggunaan pupuk kimia berlebihan dari sawah milik petani yang kemudian terbawa air hujan menuju ke waduk.

Selain itu limbah rumah tangga dan sampah banyak masuk ke waduk. “Kondisi waduk sangat dangkal dengan kedalaman hanya 2 meter mengakibatkan ikan di keramba tidak bisa bergerak bebas dan akhirnya mati. Idealnya untuk ternak ikan kedalaman 5 meter,” kata dia.

Ia mengaku mengalami kerugian sebesar Rp5 juta akibat banyak ikan miliknya mati seperti keracunan. Jumlah anggota kelompok peternak ikan keramba di Waduk Cengklik Desa Ngargorejo sebanyak 65 orang.

“Jika ditotal keseluruhan ikan yang mati milik peternak ikan keramba di Ngargorejo sebanyak 1 kuintal per hari. Ikan yang mati keracunan itu sebagian besar sudah besar atau siap dipanen,” kata dia.

Permintaan ikan di pasar, kata dia, saat ini sedang tinggi sementara stok ikan ditingkat peternak penipis akibat banyak yang mati. Kondisi itu membuat harga ikan melambung dari sebelumnya Rp18.000/kg menjadi Rp22.000/kg.

Senada diungkapkan peternak ikan keramba lainnya Desa Sobokerto, Ngemplak, Wigno. Menurut dia, peternak banyak yang merugi dan memilih pekerjaan lain akibat banyak ikan yang mati.

“Harga pakan dan bibit ikan selalu naik sementara hasil panen ikan nila jauh dari harapan membuat peternak kehabisan modal,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya