Soloraya
Rabu, 30 Desember 2015 - 11:15 WIB

PERIKANAN BOYOLALI : Waduk Cengklik Tercemar Limbah, Ribuan Ikan Keramba Mati

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung memadati objek wisata Waduk Cengklik Boyolali, Minggu (27/12/2015). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Perikanan Boyolali yakni ikan keramba di Waduk Cengklik banyak yang mati karena pencemaran air.

Solopos.com, BOYOLALI – Ribuan ikan nila milik peternak ikan keramba di Waduk Cengklik, Ngemplak, Boyolali mati. Matinya ikan-ikan itu disebabkan karena kondisi air waduk tercemar limbah.

Advertisement

Ketua kelompok budidaya ikan keramba jaring apung Desa Ngargorejo, Ngemplak, Boyolali, Maryanto, mengatakan kematian ikan-ikan milik peternak sudah berlangsung tiga pekan. Ribuan ikan yang mati itu oleh peternak dibuang di waduk atau dijadikan pakan ikan lele.

“Setiap peralihan musim kemarau ke musim hujan kondisi ikan milik perternak pasti banyak yang mati,” ujar Maryanto saat ditemui wartawan di rumahnya, Selasa (29/12/2015).

Maryanto mengatakan ikan yang diternak dalam keramba seperti keracunan akibat air di waduk tercemar limbah. Pencemaran air waduk lebih disebabkan penggunaan pupuk kimia berlebihan dari sawah milik petani yang kemudian terbawa air hujan menuju ke waduk.

Advertisement

Selain itu limbah rumah tangga dan sampah banyak masuk ke waduk. “Kondisi waduk sangat dangkal dengan kedalaman hanya 2 meter mengakibatkan ikan di keramba tidak bisa bergerak bebas dan akhirnya mati. Idealnya untuk ternak ikan kedalaman 5 meter,” kata dia.

Ia mengaku mengalami kerugian sebesar Rp5 juta akibat banyak ikan miliknya mati seperti keracunan. Jumlah anggota kelompok peternak ikan keramba di Waduk Cengklik Desa Ngargorejo sebanyak 65 orang.

“Jika ditotal keseluruhan ikan yang mati milik peternak ikan keramba di Ngargorejo sebanyak 1 kuintal per hari. Ikan yang mati keracunan itu sebagian besar sudah besar atau siap dipanen,” kata dia.

Advertisement

Permintaan ikan di pasar, kata dia, saat ini sedang tinggi sementara stok ikan ditingkat peternak penipis akibat banyak yang mati. Kondisi itu membuat harga ikan melambung dari sebelumnya Rp18.000/kg menjadi Rp22.000/kg.

Senada diungkapkan peternak ikan keramba lainnya Desa Sobokerto, Ngemplak, Wigno. Menurut dia, peternak banyak yang merugi dan memilih pekerjaan lain akibat banyak ikan yang mati.

“Harga pakan dan bibit ikan selalu naik sementara hasil panen ikan nila jauh dari harapan membuat peternak kehabisan modal,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif