Solopos.com, WONOGIRI – Petani ikan yang memiliki keramba jaring apung (KJA) di perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri waswas. Pasalnya, ikan sering mati sehingga mengakibatkan kerugian.
Koordinator Masyarakat Gajah Mungkur Wonogiri, Bondan Sejiwan, saat ditemui Promosi
Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
“Kematian ikan masih banyak tetapi sudah berangsur berkurang jika dibanding awal penghujan. Pengalaman tahun lalu situasi kematian ikan terjadi hingga dua pekan ke depan,” ujarnya.
Diakui olehnya, kematian ikan terjadi di awal musim penghujan. “Semenjak turun hujan petani ikan tidak waswas lagi karena ketinggian air mulai naik sehingga stabil,” kata dia. Bondan yang kini menjadi anggota DPRD Wonogiri berharap pemerintah memberi keterampilan bagi petani ikan. Utamanya, ujarnya, keterampilan membuat pakan seimbang dengan pakan pabrikan. Terpisah, Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri, Rully Pramono menjelaskan, pihaknya sudah mengingatkan kepada petani nelayan KJA agar memperhatikan ketinggian air di musim kemarau. Standar KJA, ujarnya, kedalaman air minimal delapan meter agar kandungan oksigen cukup.
“Kematian ikan di awal musim penghujan wajar karena ada perubahan di bawah air. Perubahan itu di antaranya kandungan amoniak di dasar sungai terurai seiring dengan terjangan air yang masuk ke perairan waduk,” kata dia Dikatakan Rully, harga ikan segar jenis nilai berkisar antara Rp16.500 per kilogram hingga Rp18.500 per kilogram dan ikan jenis patin segar senilai Rp16.000/kg.