SOLOPOS.COM - Kapolresta Surakarta Kombes. Pol. Iwan Saktiadi di depan Stadion Manahan Solo. (Istimewa/Instagram Polresta Solo)

Solopos.com, SOLO — Proses hukum yang dikenakan kepada tujuh suporter Garis Keras (GK) Persis Solo karena terlibat bentrok hingga melakukan tindak penganiayaan atau pengeroyokan pada Sabtu (1/7/2023) malam diharapkan menjadi peringatan keras bagi suporter lain.

Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi penetapan tersangka kepada tujuh suporter itu menjadi peringatan agar ulah suporter yang melanggar hukum tak terulang kembali dalam laga-laga Persis Solo di kemudian hari. Pernyataan tersebut disampaikannya saat diwawancara wartawan, Selasa (4/7/2023).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Ini satu peringatan keras, dan satu keprihatinan kita semua. Setelah sekian lama kami Polresta Solo menempuh langkah-langkah persuasif mengkoordinasi suporter. Saya sampaikan peringatan keras, jangan mengulangi kejadian ini,” tutur da.

Iwan menyatakan akan melakukan koordinasi dengan panitia pelaksana pertandingan untuk memperketat penonton yang akan masuk stadion. Dengan begitu diharapkan para oknum suporter yang tak tertib bisa dicegah masuk stadion.

“Ke depan kami akan berkoordinasi dengan panitia untuk memperketat masuknya penonton ke stadion. Terbukti kemarin masih ada minuman berkemasan, artinya minuman kemasan botol plastik, itu kan tidak diizinkan masuk stadion,” imbuh dia.

Iwan melanjutkan, ada juga suporter yang merokok di dalam stadion. Padahal seharusnya rokok tidak boleh masuk ke area stadion. Untuk mencegah berbagai pelanggaran, polisi akan melakukan pengecekan secara acak kepada suporter.

“Artinya masih ada yang lolos. Tidak menutup kemungkinan kami akan mengecek secara acak bagi penonton yang kami curigai menggunakan obat-obatan. Kita lihat nanti situasinya seperti apa. Hal ini untuk memastikan keamanan,” terang dia.

Apalagi, Iwan menjelaskan, tujuh suporter GK yang ditangkap karena melakukan tindak penganiayaan, hampir semuanya menggunakan obat-obatan. Ada juga diantara mereka yang ternyata mengonsumsi minuman keras.

“Karena tujuh orang bisa saya katakan hampir semuanya menggunakan obat-obatan, juga ada yang mengonsumsi minuman keras. Ini merupakan iklim yang tidak bagus bagi perkembangan olahraga khususnya olahraga di Solo,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya