Soloraya
Rabu, 29 Mei 2024 - 16:36 WIB

Peringati Hari Jamu, Bupati Sukoharjo Ajak Jaga Eksistensi Warisan Leluhur

R Bony Eko Wicaksono  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Sukoharjo Etik Suryani didampingi sejumlah pejabat Pemkab Sukoharjo minum jamu di lobi Gedung Menara Wijaya Sukoharjo, Rabu (29/5/2024). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO-Masyarakat diajak untuk menjaga eksistensi jamu sebagai produk unggulan Kabupaten Sukoharjo. Hal ini seiring jamu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada Desember 2023.

Hal ini diungkapkan Bupati Sukoharjo Etik Suryani di sela-sela peringatan Hari Jamu ke-16 di Gedung Menara Wijaya, Rabu (29/5/2024). Mengusung tema Pemanfaatan dan Pengembangan Jamu di Indonesia, acara itu dihadiri pejabat organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Sukoharjo, perwakilan pelaku usaha jamu, dan masyarakat.

Advertisement

Dalam kesempatan itu, para tamu undangan minum jamu bersama demi menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Pemkab Sukoharjo telah menginisiasi gerakan minum jamu secara serentak yang diikuti para aparatur sipil negara (ASN) di Pemkab Sukoharjo pada 2021. Para ASN diwajibkan meminum jamu setiap Jumat.

“Jamu merupakan warisan turun menurun dari nenek moyang. Ini warisan leluhur yang menjadi produk unggulan Sukoharjo yang kini ditetapkan sebagai WBTB oleh Unesco,” kata dia, Rabu.

Guna mengenalkan minuman jamu, hotel di Sukoharjo diminta untuk menyediakan welcome drink berupa jamu untuk tamu yang menginap. Masyarakat diajak untuk membudayakan minum jamu. Saat pandemi Covid-19  muncul, minum jamu menjadi gaya hidup masyarakat untuk menjaga kebugaran tubuh.

Advertisement

Masyarakat memburu empon-empon seperti jahe, kunyit, dan kunir yang berkhasiat menjaga sistem imun tubuh dari paparan virus. Dengan meminum ramuan herbal itu, kesehatan tubuh lebih terjaga. “Di Sukoharjo, ada sentra industri jamu di wilayah Nguter.  Guna memudahkan transaksi jual beli jamu, pemerintah memfasilitasi dengan merevitalisasi Pasar Jamu Nguter pada 2013,” ujar dia.

Pada 2019, Pasar Jamu Nguter  yang dilengkapi dengan kafe jamu diresmikan oleh Puan Maharani yang kala itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Kafe jamu menyediakan beragam varian rasa jamu serba kekinian yang memikat kaum milenial atau kalangan anak muda.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional (GP Jamu) Jawa Tengah Stefanus Handoyo Saputro mengatakan industri jamu di Tanah Air kian berkembang, terutama pascaCovid-19. Permintaan jamu meningkat seiring minum jamu menjadi gaya hidup kekinian masyarakat.

Advertisement

Sukoharjo telah dicanangkan sebagai destinasi wisata jamu pada 2019. Hal ini menjadi added value dalam menjaga dan melestarikan jamu yang memiliki nilai manfaat serta ekonomi tinggi. “Industri Jamu di Jawa Tengah memberikan kontribusi separuh lebih dari total pemasaran produk jamu di Tanah Air. Kami optimis industri jamu kian tumbuh dan berkembang dan menjaga eksistensi warisan leluhur,” papar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif