SOLOPOS.COM - Pengunjung menumpang gondola penumpang menuju Dukuh Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang beberapa waktu lalu. Dari kampung terisolasi, kini Girpasang bersolek menjadi kampung wisata. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com Stories

Solopos.com, KLATEN — Dukuh Girpasang yang berada di ketinggian lereng Gunung Merapi wilayah Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, dikenal sebagai kampung terpencil di Klaten. Butuh waktu kurang lebih satu jam menempuh jarak lebih dari 36 km dari pusat kota Klaten.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sebelum 2019, kabar mengenai keberadaan dukuh ini tak banyak tersiar ke wilayah luar Klaten. Warga setempat menjalani hidup sehari-hari dengan sejumlah kesulitan akses dan sarana prasarana. Namun kini siapa yang tidak mengenai Girpasang dengan gondolanya yang unik melayang-layang di atas jurang?

Hal itu ditambah suasana dan pemandangan yang masih asri serta kearifan lokal warga setempat menjadi daya tarik orang untuk berdatangan ke dukuh terpencil tersebut. Jarak yang jauh dan medan yang sulit tak menjadi penghalang.

Keunikan lain Girpasang yakni lokasinya yang berada di punggung bukit lereng Gunung Merapi dan diapit dua jurang. Dulu, satu-satunya akses menuju ke kampung itu hanya melalui jalan setapak di pinggir jurang.

Aksesnya berkelok-kelok melewati ribuan anak tangga sehingga dikenal dengan jalan setapak 1.001 anak tangga. Akses yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki tersebut menjadi andalan warga kampung terpencil Girpasang, Klaten.

Warga bepergian baik ke sekolah, membawa hasil bumi ke pasar, membawa rumput pakan ternak, jalur membawa ternak, dan lain-lain melewati jalan tersebut. Butuh waktu 15 menit untuk melewati jalan setapak itu.

Ketika membawa beban, waktu tempuh bisa sampai 40 menit. Untuk meringankan beban membawa berbagai barang, gondola barang dibangun melintang di atas jurang antara Dukuh Ngringin dengan Girpasang pada 2017.

Namun, gondola itu hanya difungsikan untuk membawa barang. Sementara warga tetap harus jalan kaki melintasi jalan setapak di pinggir jurang untuk keluar-masuk kampung.

kampung terpencil girpasang klaten
Suasana Dukuh Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Selasa (21/2/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Kondisi akses yang sulit di kampung terpencil di Klaten itu pernah viral pada 2019 ketika foto warga Girpasang yang bergotong royong menandu orang sakit menggunakan sarung melewati jalan setapak beredar di media sosial. Kala itu, ada salah satu warga Girpasang yang harus dibawa ke rumah sakit.

Guna menuju ke ambulans yang akan membawa warga tersebut ke rumah sakit, warga harus menandu terlebih dahulu melewati jalan setapak di pinggir jurang. Beberapa kali warga menyampaikan keinginan mereka agar bisa hidup seperti warga kampung lainnya, memiliki kemudahan akses.

Jembatan Gantung Dibangun 2021

Mereka mengusulkan ada jembatan yang bisa mempersingkat waktu tempuh menuju ke kampung lainnya. Keinginan itu akhirnya terwujud. Pada 2021, pemerintah membangun jembatan gantung selebar 1,8 meter yang melintang sejauh 120 meter dari Ngringin ke Girpasang.

Jembatan gantung itu terbentang di atas jurang sedalam 150 meter. Proyek pembangunan jembatan gantung dibiayai APBN. Pada awal 2022, jembatan gantung tersebut diresmikan dan bisa dilintasi.

Salah satu tokoh masyarakat Girpasang, Klaten, Giyanto, 50, mengatakan keberadaan jembatan itu benar-benar memudahkan akses warga di kampung yang terpencil tersebut. Waktu tempuh mereka ke kampung lain jauh lebih cepat dibandingkan sebelumnya.

Kini, hanya butuh 15 menit menuju kampung terdekat. Ketika kondisi darurat, warga tak perlu lagi menandu melewati ribuan anak tangga dengan jalur yang cukup ekstrem. Sejak ada jembatan gantung, sudah ada dua warga yang terbantu ketika menuju ke pelayanan kesehatan untuk melahirkan.

Warga Girpasang kini juga bisa membawa pulang sepeda motor mereka. Sebelum ada jembatan gantung, sepeda motor milik warga Girpasang dititipkan di rumah warga wilayah kampung seberang.

kampung terpencil girpasang klaten
Suasana Dukuh Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Selasa (21/2/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Lalu lintas sepeda motor pada jembatan gantung itu hanya dikhususkan bagi warga Girpasang. Pengunjung hanya diperkenankan melewati jembatan dengan berjalan kaki. “Alhamdulillah. Kami mengucapkan syukur. Isa urip kaya kancane [bisa hidup seperti warga di kampung lainnya],” kata Giyanto saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Selasa (21/2/2023).

Di sisi lain, dibukanya jembatan gantung kian menambah daya tarik pengunjung untuk berdatangan ke Girpasang. Sebelum ada jembatan gantung, Girpasang ramai didatangi pengunjung dari berbagai daerah.

Pemerintah desa setempat juga membikin gondola penumpang. Selain memudahkan akses menuju kampung terpencil Girpasang, Klaten, gondola itu menjadi daya tarik wisatawan. Girpasang kian ramai dikunjungi warga dari berbagai daerah sejak dibuka akses melalui jembatan gantung.

Raih Anugerah Pesona Indonesia Award 2022

Kampung yang sebelumnya sepi dan sulit dijangkau, kini ramai pengunjung dan mudah didatangi. Hampir saban hari ada pengunjung yang berdatangan ke kampung tersebut.

Girpasang pun bersolek menjadi destinasi wisata baru. Banyaknya pengunjung yang berdatangan juga membuka peluang usaha baru bagi warga Girpasang dan sekitarnya. Kafe-kafe semakin banyak bermunculan.

Warga Girpasang bersama-sama membikin warung yang menawarkan menu kopi hingga nasi jagung serta ingkung. Homestay bermunculan di Girpasang dan dikelola warga setempat. Total ada 12 kamar yang bisa disewa pengunjung yang ingin menginap di Girpasang.

kampung terpencil girpasang klaten
Jembatan gantung memudahkan akses warga keluar-masuk kampung Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten. Foto diambil Selasa (21/2/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

“Sebelumnya warga hanya kerja di kebun [bertani]. Sekarang, bekerja di kebun tetap. Namun, selain bertani warga menjalankan usaha ini [wisata, kuliner, hingga berjualan sayuran di kampung mereka]. Terus terang kami tidak menyangka bisa menjadi destinasi wisata. Niatan awal ada jembatan hanya ingin memudahkan akses warga kami,” jelas dia.

Pesona kampung terpencil Girpasang mengantarkan Klaten meraih penghargaan pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2022. Girpasang meraih juara I pada kategori dataran tinggi.



Meski berkembang pesat, Giyanto menjelaskan kearifan lokal di Girpasang tetap dijaga. Termasuk tradisi mereka. Keasrian kampung itu juga terus dirawat. Akses jalan setapak juga bakal terus dilestarikan meski kini sudah ada jembatan gantung.

“Jalan itu tetap diuri-uri karena peninggalan dari leluhur,” kata Giyanto. Ketua RT 007/RW 002, Dukuh Girpasang, Gino, 38, menjelaskan saat ini Girpasang dihuni 11 keluarga terdiri dari 35 jiwa.

Mereka tinggal di sembilan rumah. Pendidikan tertinggi warga setempat yakni lulusan SMK. Sementara, saat ini ada tujuh warga yang berstatus sebagai pelajar. Mereka terdiri dari satu pelajar SMK, dua pelajar SMP, tiga pelajar SD, dan satu pelajar TK.

“Jelas keberadaan jembatan gantung sangat membantu, memudahkan akses warga Girpasang,” kata Gino.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya