SOLOPOS.COM - ilustrasi. (dok Solopos)
Sragen (Solopos)--Ratusan warga tiga dukuh di Desa Tanggan, Kecamatan Gesi, Sragen bakal beraudiensi dengan wakil rakyat dalam waktu dekat.
Perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen sebagai kompensasi bagi warga sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Tanggan dinilai minim.
Perwakilan warga Tanggan, Jarwanto, saat dijumpai wartawan, Selasa (25/10/2011), menerangkan ratusan kepala keluarga (KK) di tiga dukuh di Desa Tanggan selalu mengeluhkan bau busuk dari TPA.
Ketiga dukuh itu terdiri atas Dukuh Jatisari RT 4, Kopen RT 3 dan Pelemwulung RT 2.
Menurut dia, selain mengeluh bau busuk, beberapa warga juga sering mengeluhkan sakit, yang mengarah pada jenis penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).
“Bau itu semakin menyengat ketika malam hari. Kalau dari pemerintah bilang TPA ini lebih dulu ada sebelum lingkungan sekitar, jelas itu salah besar. TPA itu ada justru dari hasil pengusuran rumah warga. Selama ini warga yang dikorbankan tanpa ada perhatian dari pemerintah,” ujar Jarwadi didampingi Ketua Karang Taruna Mustikasari,
Sukamsi.
Dia mengungkapkan warga tidak menuntut lebih, hanya meminta kompensasi kepada pemerintah agar peduli kepada warga sekitar TPA.
Di sejumlah desa lain, kata dia, jalan desa sudah baik, tetapi di sekitar TPA
justru masih berbatu. “Kompensasi lain, pemerintah mestinya memberi bantuan pengobatan bagi warga di sekitar TPA dan memberi kompensasi uang Rp 100.000/KK per bulan,” tegasnya.
Sejumlah kompensasi itu, lanjut dia, merupakan hasil rapat tiga RT beberapa waktu lalu. Dia mengaku menggandeng sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk beraudiensi dengan DPRD agar permasalahan bisa tuntas.
(trh)
