SOLOPOS.COM - Espos/Sri Sumi Handayani Bupati Karanganyar, Juliyatmono, dan Wakil Bupati Karanganyar, Rohadi Widodo, mencoba alat dan mesin perkebunan yang diberikan kepada koperasi petani tebu rakyat (KPTR) di Plasa Alun-Alun Kabupaten Karanganyar, Jumat (10/6/2016). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Perkebunan Karanganyar, Pemkab akan memanfaatkan lahan milik perseorangan untuk ditanami tebu.

Solopos.com, KARANGANYAR–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar berencana memanfaatkan lahan milik perorangan yang bera untuk menanam tebu. Langkah itu untuk meningkatkan hasil panen tebu sehingga produksi gula meningkat.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menyampaikan sudah berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Karanganyar tentang hal itu. Menurut orang nomor satu di Pemkab itu, BPN memiliki data lahan bera di sejumlah kecamatan di Karanganyar.

“Saya mencoba merintis supaya ada lahan tebu lagi. Milik pengusaha di Kebakkramat, Gondangrejo, sebagian Colomadu, dan Jaten. Banyak lahan yang dibiarkan bera. Kalau dikomunikasikan ke pengusaha dan ternyata pemanfaatan masih lama, kan bisa ditanami tebu. Biar digarap anggota koperasi,” kata Yuli, sapaan akrab Juliyatmono, saat ditemui wartawan seusai menyerahkan bantuan alat dan mesin perkebunan dari APBN Tahun 2015 di Plasa Alun-Alun Kabupaten Karanganyar, Jumat (10/6/2016).

Pemkab menyerahkan sejumlah bantuan alat dan mesin perkebunan kepada tiga koperasi petani tebu rakyat (KPTR) di Karanganyar. Bantuan berupa traktor, truk, pompa air, hand refractometer, fertilizer aplicator, dan lain-lain. Bantuan dari APBN Tahun 2015.

Menurut Yuli, rata-rata pengusaha di kecamatan itu memiliki lahan 25-50 hektare (ha). Tetapi, pemilik tanah membiarkan lahan itu tidak dimanfaatkan dalam jangka waktu tertentu. Menurut Yuli setelah berkonsultasi dengan BPN Karanganyar, bahwa pemerintah boleh mengelola tanah milik perorangan yang bera itu dalam jangka waktu tertentu.

“Wilayah Karanganyar jangan sampai ada yang bera. Selama ini petani tebu itu hanya menyewa lahan milik perangkat. Nah, kami akan mendata ulang lahan yang bera dan bisa dimanfaatkan itu berapa,” tutur dia.

Selain itu, Politikus Partai Golkar itu menyinggung rendemen tebu di Karanganyar di bawah 7%. Dia mendesak Pabrik Gula (PG) Tasikmadu meningkatkan rendemen tebu menjadi 9%. Tantangan itu berat bagi PG Tasikmadu. Yuli menggoda Administratur PG Tasikmadu, Teguh Agung Tri Nugroho, tentang rendemen.

“Rendemen mu ditambahi dadi songo [jadi sembilan] ya. Aku wis ngerti yen rugi [saya sudah tahu kalau rugi],” ujar Yuli sembari tertawa.

Sejumlah petani tebu menanggapi pernyataan Yuli. Rata-rata mereka mengharapkan hal yang sama. Salah satunya, Tarno. Dia mengeluhkan rendemen tebu selama dua tahun berturut-turut di bawah 7%. “Kalau memang bisa naik jadi 9% atau 12%, kami sangat bersyukur. Salah satu caranya peremajaan alat di PG Tasikmadu,” tutur Tarno.

Sementara itu, Administratur PG Tasikmadu, Teguh Agung Tri Nugroho, mengaku tidak sanggup memenuhi target rendemen sesuai permintaan Bupati. Teguh beralasan curah hujan dan jumlah lahan mempengaruhi panen dan produksi. Curah hujan mempengaruhi angka brix dari syarat minimal 17% menjadi 15%-16%.

“Beberapa kebun kami cek, nilai brix-nya 18%. Tetapi, curah hujan tinggi menyebabkan nilai brix turun. Kami berupaya dengan mesin yang ada. Soal lahan juga menjadi kendala,” tutur Teguh saat ditemui wartawan di sela-sela penyerahan bantuan kepada koperasi petani tebu rakyat (KPTR).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya