SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com) – Warga di sekitar bekas Pabrik Es Saripetojo, Purwosari, Solo, terus merapatkan barisan menolak pembangunan mal di lokasi itu. Warga Jantirejo, Sondakan, Laweyan, menyatakan ada 14 alasan warga menolak mal di daerah itu, di antaranya masalah keamanan, problem sosial, ekologi, lalu lintas hingga rapuhnya sendi-sendi budaya masyarakat akibat berdirinya mal.

Ketua Paguyuban Warga Jantirejo, Amin Rosyadi, menegaskan pembangunan mal di daerah itu akan berdampak langsung terhadap kehidupan warga. ”Pak Gubenur mungkin tak akan merasakaannya. Sebab setelah proyek mal itu jadi, mungkin dia tak lagi jadi gubernur,” papar Amin Rosyadi, kepada Espos di kediamannya, Minggu. Dalam rembuk warga beberapa hari terakhir, kata Amin, warga tak hanya menginventarisasi dampak negatif pembangunan mal. Namun, mereka juga menerima masukan positif dari Gubernur Jateng, antara lain kawasan menjadi ramai, harga tanah naik, tenaga kerja terserap serta munculnya usaha kos-kosan dan warung makan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Meski demikian, dampak positif tersebut justru bak pisau bermata dua. ”Sebab, ketika kawasan menjadi ramai, justru memicu kebisingan, polusi, keruwetan lalu lintas, meningkatnya pergaulan bebas hingga kriminalitas,” kata Amin.
Terkait dampak positif terserapnya tenaga kerja lokal, warga tak selamanya sepakat. Berangkat dari pengalaman di daerah lain, kata Amin, tenaga kerja lokal hanya dipekerjakan kontrak dan outsourcing.

Menurut Amin, mendirikan mal di bekas Pabrik Es Saripetojo adalah kebijakan yang instan. Sebab, meski Solo disebut sebagai kota perdagangan dan jasa, namun memilih mendirikan mal adalah pilhan yang keliru. ”Kenapa mesti mal? Kenapa tidak museum, taman pintar, atau usaha yang bisa menyerap produk lokal warga, semisal pusat oleh-oleh khas Solo. Mal itu kan jelas tak akan mengakomodasi kepentingan warga lokal,” tukasnya. Forum Komunikasi Masyarakat Surakarta (FKMS) juga menilai alasan terciptanya penyerapan tenaga kerja lokal hanyalah pemanis di bibir saja. Bahkan, janji itu dinilai sebagai omong kosong yang kedaluwarsa.

asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya