Soloraya
Jumat, 24 Mei 2013 - 09:45 WIB

Perluas Lahan Melon, Dispertan Sragen Kembangkan Demplot

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para anggota Kelompok Tani Margomulyo di Dukuh Menikan, Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong, Sragen, melakukan praktik pembuatan pupuk organik dari bahan-bahan alam seperti kunyit, empon-empon, bekatul dan gula pasir, di rumah salah satu anggota kelompok tani setempat, Kamis (23/5/2013). (Ika Yuniati/JIBI/SOLOPOS)


Para anggota Kelompok Tani Margomulyo di Dukuh Menikan, Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong, Sragen, melakukan praktik pembuatan pupuk organik dari bahan-bahan alam seperti kunyit, empon-empon, bekatul dan gula pasir, di rumah salah satu anggota kelompok tani setempat, Kamis (23/5/2013). (Ika Yuniati/JIBI/SOLOPOS)

SRAGEN--Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Sragen mengembangkan demontrasi plot (Demplot) penanaman melon di beberapa kecamatan Kabupaten Sragen.

Advertisement

Pengembangan demplot itu diharapkan mampu mendukung program pemerintah untuk mengembangkan kawasan pertanian melon di wilayah Sragen.

Kepala Seksi (Kasie) Buah-Buahan Dinas Pertanian Sragen, Siswanto, menjelaskan demplot penanaman melon dilakukan di tiga kecamatan yaitu Kalijambe, Gemolong dan Ngrampal. Ketiga  kecamatan tersebut dipilih sebagai lahan dempot karena memiliki potensi yang tinggi untuk pengembangan tanaman melon terutama saat musim hujan.

Selain untuk pengembangan lahan pertanian melon, Siswanto, mengaku pengadaan demplot itu diharapkan mampu memberikan gambaran kepada masyarakat sekitar tentang alternatif tanaman lain saat musim hujan. Pasalnya, selama ini sata musim hujan, mereka biasanya lebih sering menanam tanaman padi.

Advertisement

“Melon memang menguntungkan kalau berhasil. Namun perlakuannnya harus khusus, makanya kami membuat demplot ini,” terangnya  saat ditemui di sela-sela sekolah lapangan tanaman melon di Kelompok Tani Margomulyo, Dukuh menikan, Desa Jatibatur, Gemolong, Sragen, Kamis (23/5/2013).

Menurut Siswanto, lahan yang digunakan untuk demplot melon di tiga kecamatan  tersebut seluas dua hektar. Masing-masing demplot bakal dipantau hingga petani menuai hasil panen. Ia berharap setelah, demplot berhasil, para petani bisa menanam melon secara mandiri saat musim tanam selanjutnya.

Lebih lanjut, Siswanto, mengatakan saat ini ia dan timnya tengah sibuk memberikan sekolah lapangan tanaman melon ke beberapa desa sasaran demplot. Dalam sekolah lapangan tersebut para petani diajak melakukan pengamatan hingga praktik penanaman.  Petani juga diberi beberapa materi tentang penanaman melon dan cara membuat pupuk organik yang bakal digunakan untuk tanaman melonnya nanti.

Advertisement

Sementara, Petugas Pengamat Hama dan Penyakit Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (PHP-POPT) Kecamatan Gemolong, Ali Sutarto, dalam acara tersebut, mengatakan lahan pertanian di Gemolong mayoritas dimanfaatkan untuk menanam padi. Menurutnya, petani yang menanam melon di Kecamatan Gemolong hanya ada dua orang yaitu di Desa Kaloran dan Kwangen. Lahan yang dimanfaatkan untuk penanaman melon itu sekitar 1,5 hektare.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif