Soloraya
Sabtu, 22 Juni 2013 - 21:47 WIB

KENTINGAN BARU BERGEJOLAK : Permukiman di Lahan Sengketa Dihancurkan Kelompok Tak Dikenal

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gerbang masuk permukiman Kentingan Baru, Jebres, Solo, Januari lalu, dipasangi spanduk bertuliskan penolakan pemasangan pathok oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Warga yang dianggap menduduki lahan secara ilegal itu terus-menerus menolak relokasi. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Gerbang masuk permukiman Kentingan Baru, Jebres, Solo, Januari lalu, dipasangi spanduk bertuliskan penolakan pemasangan pathok oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Warga yang dianggap menduduki lahan secara ilegal itu terus-menerus menolak relokasi. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SOLO — Puluhan rumah di kawasan permukiman Kentingan Baru, Jebres, Solo, Sabtu (22/6/2013), dihancurkan oleh sekelompok orang yang tak jelas identitasnya. Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, kelompok tersebut berjumlah puluhan orang. Mereka mendatangi permukiman tersebut sekitar pukul 10.00 WIB. Dengan tangan kosong, kelompok itu merobohkan sebagian rumah warga Kentingan Baru yang rata-rata terbuat dari gedek.

Advertisement

Pendamping warga Kentingan Baru, Endro Sudarsono, menyebutkan kelompok itu sekurang-kurangnya berjumlah 100 orang. “Ada 100-an preman datang sekitar pukul 10.00 WIB. Dengan mengancam dan memberikan tanda silang mereka mengancam akan merobohkan rumah kalau tidak segera pergi dalam tiga hari,” ungkapnya saat dihubungi Solopos.com, Sabtu.

Endro menuturkan saat kejadian di dalam rumah umumnya hanya terdapat perempuan dan anak-anak. Melihat aksi kelompok tersebut, para penghuni dan anak-anak itu pun ketakutan dan tak bisa berbuat banyak. “Ada rumah yang dipecahkan kacanya, ada yang dirobohkan. Memang ada satu laki-laki, akhirnya jadi korban pemukulan,” tambah dia.

Endro menerangkan atas kejadian itu setidaknya terdapat terdapat 35 rumah semipermanen roboh serta 25 rumah permanen rusak. Dia menjelaskan atas kejadian tersebut pihaknya sudah melaporkan ke Mapolresta Solo.

Advertisement

Sementara itu, salah satu warga yang terkena pukulan, Wahono, 42, mengatakan kelompok tersebut datang kemudian memberi tanda silang di rumah yang hendak dirobohkan. “Saya berusaha mempertahankan barang-barang yang ada di dalam rumah. Akhirnya saya dipukul,” urainya.

Dia menjelaskan meski merasa was-was, warga bertahan tinggal di Kentingan Baru. “Semua warga masih bertahan. Mau bagaimana lagi, kami mau kemana. Ya kami berharap ada perlindungan,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif