Pernikahan sejenis menggegerkan warga Musuk Boyolali.
Solopos.com, BOYOLALI – Hajatan bernama tasyakuran bersatunya RAK dan DM, waria dan lelaki warga Musuk Boyolali dilangsungkan mirip pesta pernikahan, Sabtu (10/10/2015) siang.
Sebelum acara ini digelar anggota komunitas waria sempat mengingatkan RAK dan DM soal dampak menggelar hajatan mirip pesta pernikahan itu.
Seorang anggota komunitas waria yang enggan disebut namanya menjelaskan awalnya keduanya akan menggelar pernikahan.
“Tetapi jelas tidak bisa. Bahkan untuk membuat acara seperti hari ini saja temen-temen komunitas sudah mengingatkan, pasti akan banyak pertentangan, tetapi yang bersangkutan nekat,” ujanya kepada wartawan Sabtu siang di Musuk.
Anggota DPRD Boyolali, Sumardja , mengatakan hubungan keduanya sempat mendapat penolakan dari warga karena dianggap tidak lazim.
“Seperti acara hari ini juga sebenarnya tidak lazim. Tetapi sepertinya mereka ingin masyarakat tahu [menerima hubungan mereka] sehingga mereka membuat acara dan mengundang masyarakat untuk menyaksikan,” papar Sumardja.
RAK menolak saat dimintai waktu untuk wawancara. “Emoh aku, emoh..emoh…(saya tidak mau),” kata dia.
Seorang kerabat RAK, berinisial R, umur 60 tahun membenarkan RAK dan DM sama-sama laki-laki. Menurut R, keluarga dan warga sudah sering mengingatkan RAK untuk tidak berhubungan dengan sesama laki-laki.
“Dia nak ragil dari empat bersaudara. Dia mulai berperilaku seperti perempuan sejak sunat,” kata R.
Warga dan keluarga tidak bisa berbuat banyak dan RAK nekat untuk menggelar acara tasyakuran dan duduk di pelaminan bersama DM yang sama-sama laki-laki.