Pernikahan sejenis di Boyolali dibantah oleh berbagai pihak. Yang ada hanya acara syukuran.
Solopos.com, BOYOLALI — D alias RAK, seorang waria asal Musuk, Boyolali yang baru saja menggelar tasyakuran bersatunya dirinya dengan DM, pria Musuk, angkat bicara.
Kepada wartawan, Senin (12/10/2015)di kediamannya, acara tasyakuran Sabtu (10/10) lalu merupakan juga sebagai doa agar hubungan dan bisnisnya dengan DM makin solid.
Menurut pengakuannya, acara tasyakuran yang digelar cukup meriah menghabiskan dana hingga Rp40 juta.
Acara yang digelar RAK itu bernama Tasyakuran Bersatunya RAK dan DM. Tasyakuran bersatunya dua orang lelaki ini digelar mirip hajatan pernikahan. Hajatan tasyakuran RAK dan DM menghadirkan hiburan musik dangdut dan campur sari. Acara itu dihadiri seratusan warga, bahkan beberapa tokoh masyarakat juga hadir dalam acara itu.
Warga dan tokoh masyarakat Musuk tidak berani menyebut tasyakuran itu merupakan sebuah pernikahan karena tidak ada upacara pernikahan seperti pada umumnya yang menghadirkan penghulu, saksi dan wali.
Dalam resepsi itu keduanya berperan seperti layaknya sepasang pengantin. RAK berdandan seperti seorang pengantin wanita lengkap dengan busana dan kembang melati sedangkan DM mengenakan jas lengkap berdasi.
Dalam acara tersebut, baik pembawa acara maupun pengisi hiburan yang kebanyakan adalah transgender menyapa sepasang kekasih itu dalam Bahasa Jawa dengan istilah temanten (pasangan pengantin) meskipun mereka tahu bahwa keduanya sama-sama laki-laki.
Dalam sesi hiburan mereka juga beberapa kali menyampaikan kepada tamu undangan bahwa keduanya adalah laki-laki.