SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

MEMBACA-Dua pengunjung Perpustakaan Daerah Boyolali sedang serius menikmati buku yang dibacanya, Senin (7/11/2011). (JIBI/SOLOPOS/Yusmei Sawitri)

(Solopos.com)--Sepintas bangunan Perpustaan Daerah Boyolali yang berdiri di Jalan Pandanaran NO 73 Boyolali tampak seperti rumah biasa. Jika tak ada papan penunjuk namanya, mungkin tak banyak yang menduga bahwa bangunan itu adalah sebuah perpustakaan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Melangkah masuk ke dalam, pengunjung akan disambut oleh deretan rak berisi buku-buku, seperti layaknya sebuah perpustakaan.

Pada Senin (7/11/2011) siang itu, beberapa pengujung tampak beraktivitas di sana. Sebagian membaca buku, ada juga yang sedang membaca-baca lowongan pekerjaan di koran yang memang tersedia di atas meja.

“Koleksi buku kesehatannya lumayan, yang saya butuhkan ada. Tapi secara keseluruhan koleksi buku di perpustakaan ini masih kurang, terutama buku-buku baru. Di sini buku-bukunya banyak yang lama, padahal buku ilmu pengetahuan selalu berkembang,” kata seorang pengunjung, Aprilia, 21, yang dijumpai Espos saat tengah asyik mencari-cari buku tentang kesehatan.

Ya, kondisi perpustakaan daerah itu memang masih jauh dari ideal. Total koleksi bukunya hanya sekitar 15.000 eksemplar, mulai buku anak-anak, kesehatan, sains, agama, hingga fiksi. Selain itu jangan terlalu banyak berharap menemukan judul buku baru yang saat ini sedang best seller di pasaran.

Usut punya usut perpustakaan ini ternyata hanya bisa berbelanja setahun sekali. Itupun dengan anggaran sangat minim.

“Tahun ini kami dapat jatah dari APBD sekitar Rp 70 juta. Itu untuk memenuhi segala kebutuhan. Sedangkan anggaran untuk beli buku untuk tahun ini hanya Rp 2 juta dan akhirnya hanya cukup untuk membeli 44 eksemplar buku. Kami sebenarnya punya banyak ide atau gagasan, tapi dilumpuhkan oleh kecilnya anggaran. Gedung ini juga kurang ideal, padahal letaknya strategis,” kata seorang pustakawan di sana Darsono.

Umiyatun, pusatakawati di sana menambahkan pengunjung per hari sekitar 50-60 orang. Kondisi perpustakaan di Boyolali disebutnya kalah jauh dengan daerah lain, seperti Sragen atau Wonosobo. Mereka juga hanya punya satu perpustakaan keliling, yang merupakan bantuan dari Perpustakaan Nasional.

“Sistem kami di sini juga masih manual. Pengunjung juga banyak menanyakan tentang hot spot, tapi kami juga belum punya. Yah beginilah kondisi perpustakaan ini,” tutur Umiyatun.

(yms)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya