Soloraya
Selasa, 6 Juni 2017 - 14:32 WIB

Perpustakaan Taman Cerdas Solo Terancam "Digusur" Handphone

Redaksi Solopos.com  /  Ayu Prawitasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIBI/Solopos/Maulana Surya Sejumlah anak beraktivitas seperti membaca buku, mengaktifkan komputer dan permainan tradisional di Perpustakaan Taman Cerdas Pajang, Solo, Kamis (19/12/2013).

Handphone (HP) kini menjadi ancaman pengembangan perpustakaan taman cerdas di Solo.

Solopos.com, SOLO — Pustakawan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Solo, Suparsih, menilai warga lebih tertarik bermain dan mendapat informasi dari handphone ketimbang membaca di perpustakaan taman cerdas.

Advertisement

Kepala Seksi Pelayanan Dinas Arpusda Solo, Arif Mutaqin, mengungkapkan minat masyarakat berkunjung ke perpustakaan taman cerdas masih kecil. “Jumlah pengunjung perpustakaan taman cerdas di kelurahaan dari tahun ke tahun stagnan,” kata dia di ruang kerjanya di Dinas Arpusda Jl. Hasanudin Solo, Senin (5/6/2017).

Hanya ada lima perpustakaan taman cerdas di bawah Dinas Arpusda Solo yakni di Kelurahan Mojosongo, Gandekan, Kadipiro, Sumber, dan Pajang. Untuk mengembangkan perpustakaan taman cerdas telah diupakan penambahan koleksi buku bacaan maupun bimbingan teknis pengelola perpustakaan. “Kami juga mengadakan kegiatan pendukung semisal mendongeng. Berbagai upaya terus dilakukan agar perpustakaan taman cerdas semakin berkembang dan disenangi masyarakat,” ujar dia.

Berdasarkan data Dinas Arpusda Solo pada 2016, jumlah pengunjung perpustakaan taman cerdas Mojosongo I sebanyak 10.226 orang, Mojosongo II sebanyak 9.505 orang, dan Gandekan sebanyak 8.155 orang. Selanjutnya, perpustakaan taman cerdas Kadipiro sebanyak 8.943 orang, Sumber sebanyak 9.939 orang, Pajang I sebanyak 9.006 orang, dan Pajang II sebanyak 9.050.

Advertisement

Pustakawan Dinas Arpusda Solo, Suparsih, menambahkan koleksi buku perpustakaan di masing-masing perpustakaan taman cerdas banyak, sekitar 5.000 eksemplar. Buku-buku tersebut tentang agama, sastra, nonfiksi, komik, sosial, pengetahuan umum, dan keterampilan sehingga bisa memenuhi kebutuhan anak-anak sampai orang tua. “Setiap tahun koleksi buku perpustakaan taman cerdas ditambah 200 eksemplar,” jelas dia.

Pengadaan buku baru, sambung dia, dilakukan berdasarkan usulan dari masyarakat sehingga sesuai dengan kebutuhan mereka. Suparsih menyampaikan pengembangan perpustakaan di taman cerdas kelurahan mendapatkan tantangan dari maraknya penggunaan teknologi handphone.

“Sekarang masyarakat, dari anak-anak sampai orang tua lebih gandrung bermain handphone daripada membaca buku di perpustakaan taman cerdas,” ungkap dia. Suparsih menilai perpustakaan taman cerdas di kelurahan perlu fasilitas Wifi sehingga menarik minat masyarakat berkunjung.

Advertisement

“Rata-rata pengunjung perpustakaan taman cerdas di kelurahan per hari sebanyak 25 orang. Dengan adanya fasilitas Wifi bisa mendongkrak jumlah pengunjung perpustakaan taman cerdas,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif