SOLOPOS.COM - Sejumlah pemulung memungut sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukosari, Jumantono, Karanganyar. (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — DPRD Kabupaten Karanganyar menyoroti persoalan sampah yang hingga kini belum tuntas di tingkat desa. Selain itu, para wakil rakyat ini juga menyoroti mangkraknya bantuan peralatan pengolahan sampah dari China di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukosari, Jumantono.

Anggota Komisi C DPRD Karanganyar, Joko Pramono, mengatakan persoalan sampah ini bisa diselesaikan jika ada kesungguhan dari Pemkab. Kesungguhan itu yang belum terlihat.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ia juga menyinggung bantuan peralatan dari Negeri Tirai Bambu itu hingga kini belum difungsikan alias mangkrak. Padahal bantuan alat ini bisa digunakan untuk mengatasi persoalan sampah di TPA Sukosari yang sudah overload.

pengolahan sampah karanganyar mangkrak
DPRD Karanganyar mengecek kondisi mesin pengolah sampah hibah dari Pemerintah China yang kondisinya mangkrak di Gudang TPA Sukosari Jumantono. (Istimewa/DPRD Karanganyar)

“Kami tidak tahu pasti mengapa sampai sekarang bantuan alat untuk TPA Sukosari belum digunakan,” katanya ketika berbincang dengan Solopos.com, Rabu (3/5/2023).

Pemanfaatan alat pengolah sampah dari China itu kabarnya terbentur kendala teknis. Semestinya, sambung Joko, kendala ini segera diselesaikan sehingga alat tersebut bisa difungsikan. Pasalnya, volume sampah yang masuk ke TPA terus bertambah tiap harinya. Apalagi saat musim Lebaran lalu, volume sampah naik drastis yang disumbang dari kawasan wisata di Karanganyar.

Persoalan sampah TPA Sukosari akan menjadi bom waktu jika tidak segera ditangani. Dari hasil pengecekan di TPA, Joko mengatakan kondisi sampah sudah menggunung. Sampah yang masuk dibiarkan menumpuk di sana. Belum ada solusi penanganan persoalan sampah ini.

Persoalan lain yang disoroti terkait program sampah selesai di desa hingga kini juga belum berjalan optimal. Dari 177 desa dan kelurahan di Karanganyar, tidak lebih 10 desa/kelurahan yang berhasil menyelesaikan persoalan sampah.

Politikus PDIP ini menilai semestinya persoalan sampah seharusnya sudah dapat dituntaskan di tingkat desa/kelurahan. “Kalau ada keinginan dan kesungguhan dari pemerintah Kabupaten Karanganyar, saya pikir sampah ini bisa dituntaskan di desa,” kata dia.

Joko mencontohkan masyarakat Desa Paulan, Kecamatan Colomadu sudah mengolah sampah dengan menggunakan peralatan khusus. Menurutnya, jika pemerintah desa tanggap, pengolahan sampah di tingkat desa bisa dilakukan. Anggaran untuk membeli alat pengolah sampah ini hanya sekitar Rp300 juta.

“Jadi bisa gunakan dana desa untuk beli alat pengolah sampah ini. Dengan itu masalah sampah selesai di desa,” katanya.

Ketua DPRD Karanganyar, Bagus Selo, sebelumnya meminta dinas terkait segera menyelesaikan kajian teknis untuk menyelesaikan kendala pemanfaatan mesin pengolah sampah hibah dari China tersebut.

Saat meninjau ke TPA Sukosari, dia menyaksikan sendiri bukit-bukit sampah setinggi tiga meter lebih. Dia khawatir tumpukan sampah memicu longsor yang menimpa warga yang beraktivitas di bawahnya. Sampah-sampah itu juga potensial menutup saluran pembuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya