Soloraya
Selasa, 11 Januari 2022 - 13:48 WIB

Pertama di Indonesia, Bus Medium Monocoque Ramah Difabel Dicoba di Solo

Bayu Jatmiko Adi  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bus low deck medium monococque ramah difabel diuji coba di Solo, Selasa (11/1/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Kota Solo menjadi lokasi uji coba operasional bus low deck berkonsep medium monocoque ramah difabel pertama di Indonesia, Selasa (11/1/2022). Kendaraan itu akan diujicobakan selama sebulan dengan memanfaatkan rute koridor 1 bus Batik Solo Trans (BST).

Kendaraan yang dirakit perusahaan karoseri Adi Putro tersebut pada Selasa pagi mulai diuji cobakan. Uji coba melibatkan jajaran Dinas Perhubungan Solo, perwakilan Adi Putro, kalangan difabel, dan awak media. Saat itu ada satu pengguna kursi roda dan satu pengguna kruk dari perwakilan tim advokasi difabel Solo.

Advertisement

Bus dengan dominasi warna hitam putih itu memiliki panjang sekitar sembilan meter. Memiliki dua pintu untuk penumpang. Sedangkan tinggi dek atau lantai bus dengan permukaan jalan sekitar 35 cm. Pada pintu tengah memiliki ramp lipat untuk memudahkan kursi roda masuk bus.

Baca Juga: Ini Dia Lokasi Titik Nol Kilometer Solo, Ada yang Tahu?

Advertisement

Baca Juga: Ini Dia Lokasi Titik Nol Kilometer Solo, Ada yang Tahu?

Total ada 20 tempat duduk dalam bus low deck ramah difabel yang diuji coba di Solo itu, termasuk satu tempat duduk untuk sopir. Di belakang sopir ada dua kursi menghadap ke belakang. Kemudian di sisi tengah ada tiga kursi yang menghadap ke pintu masuk. Salah satu kursi bisa dilipat dan bisa untuk menempatkan kursi roda.

Dengan begitu bisa digunakan penumpang berkursi roda. Ada juga sabuk pengaman untuk penumpang berkursi roda. Kemudian ada dua kursi yang menghadap ke arah depan. Di antara dua kursi yang mengarah ke depan itu ada akses menuju dek belakang yang lebih tinggi. Ada dua anak tangga untuk menuju dek belakang.

Advertisement

Baca Juga: Tak Perlu Bingung di Pasar Legi Solo, Seperti Ini Pembagian Zonasinya

Di sisi depan bus low deck ramah difabel yang diuji coba di Solo itu dilengkapi monitor teks berjalan untuk memberikan informasi lokasi halte dan sebagainya. Selian itu ada pesan suara yang mendukung keterangan pada monitor. Diharapkan fasilitas tersebut bisa membantu penumpang tunarungu maupun tunanetra.

Uji coba dilakukan dengan mengambil lokasi pemberangkatan dari Kantor Dinas Perhubungan Solo. Kemudian berjalan menuju flyover Manahan, melewati persimpangan Gendengan dan mengambil arah kiri menyusuri Jl Slamet Riyadi hingga Gladag. Dari Gladak berbelok ke kiri melewati depan Balai Kota dan menuju Pasar Gede.

Advertisement

Di depan Pasar Gede, bus lalu berputar di bundaran Pasar Gede dan kembali ke Gladag. Melewati jalur BST, bus tersebut kemudian berjalan ke arah barat menuju simpang Gendengan dan kembali melewati flyover Manahan, kemudian kembali ke Kantor Dinas Perhubungan Solo.

Baca Juga: Semangati Anak-Anak Ikut Vaksinasi, Gibran Gandeng Pemain Persis Solo

Menghimpun Masukan

Engineering Manager PT Adi Putro Wirasejati, Eko Widianto, mengatakan untuk uji coba di Solo, bus ramah difabel tersebut baru disiapkan satu unit. “Kami juga berharap ada masukan selama masa uji coba ini untuk bisa ditindaklanjuti. Baik dari kalangan difabel maupun masyarakat agar ke depan lebih baik dalam pembuatannya,” katanya, Selasa.

Advertisement

Dia mengatakan bus tersebut dibuat dengan konsep momocoque atau rangka tunggal. “Di Indonesia, kami pertama bikin monocoque pada 1994 lalu. Khusus untuk bus ini, dengan ukuran medium juga yang pertama di Indoensia, bahkan mungkin di dunia karena di dunia tidak ada ukuran seperti ini,” lanjutnya.

Baca Juga: Waduh! Gunungan Sampah TPA Putri Cempo Solo Terancam Ambruk ke Sungai

Kepala Dinas Perhubungan Solo, Hari Prihatno, berharap keberadaan bus itu nantinya dapat melengkapi kebutuhan kendaraan umum untuk difabel. “Kami berterimakasih kepada Adi Putro yang sudah membuat prototipe bus low deck monocoque, dan bagi Solo ini menjadi kehormatan untuk uji coba,” katanya.

Ia berharap ke depan di setiap koridor BST bisa dilengkapi satu arau dua unit bus tersebut. “Kalau memungkinkan kami akan minta ke Menteri Perhubungan untuk dibelikan untuk masing-masing koridor,” lanjutnya. Ia menjelaskan uji coba akan dilakukan selama sekitar satu bulan dengan rute koridor 1 BST.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif