SOLOPOS.COM - Pegawai Pasar Gedhe Klaten membersihkan panel surya untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di atap pasar tersebut, Rabu (6/12/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENPasar Gedhe Klaten dilengkapi dengan ladang panel surya di bagian atap (rooftop) sebagai pembangkit listrik untuk memasok sebagian kebutuhan penerangan di pasar tersebut.

Penggunaan energi listrik tenaga surya di pasar tradisional itu disebut merupakan yang pertama di Indonesia. Listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) itu mampu menghemat pengeluaran untuk pajak listrik PLN sekitar 30 persen hingga 40 persen.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ladang panel surya ada di rooftop kedua gedung pasar berlantai tiga itu. Akses menuju rooftop itu melalui tangga manual dari lantai III dan selalu dikunci petugas. Pintu hanya dibuka ketika ada pengecekan hingga pembersihan panel surya.

Tempat itu tidak terbuka untuk umum. Sebagian kawasan rooftop yang langsung terpapar sinar matahari pada kedua gedung dimanfaatkan untuk menempatkan panel surya yang ditata berderet. Di gedung zona B, terdapat ruang untuk menempatkan fotovoltaik inverter serta AC combiner box.

Secara ringkas, sistem kerja PLTS di Pasar Gedhe Klaten yakni paparan sinar matahari yang mengenai panel surya dikonversi menjadi energi listrik DC yang kemudian dialirkan ke inverter guna diubah menjadi listrik AC.

Arus listrik dari masing-masing inverter masuk ke AC combiner box sebelum dialirkan sebagai sumber energi listrik yang menyokong kebutuhan listrik di Pasar Gedhe Klaten.

Ada dua pegawai Pasar Gedhe Klaten yang dipercaya menjadi teknisi termasuk mengurusi kelistrikan pasar. Kedua teknisi masing-masing bernama Minarso, 53, dan Sarwono, 51.

Mereka sebelumnya sudah mendapatkan pengetahuan singkat dari teknisi yang didatangkan kontraktor untuk memasang panel surya di pasar tersebut. Tugas kedua teknisi itu secara rutin mengecek kabel hingga perawatan panel surya dari kotoran dan lain-lain.

Kendala

“Kalau ada kerusakan dan kami tidak bisa, kami langsung menghubungi teknisi yang ahli terkait perangkat ini. Perangkatnya juga terpantau di sana [secara online]. Sehingga kalau ada kerusakan, mereka tahu,” jelas Minarso saat ditemui Solopos.com di Pasar Gedhe Klaten, Rabu (6/12/2023).

Minarso mengatakan sejak pasar beroperasi pada Agustus lalu sampai saat ini tidak ada kendala dalam pengoperasian ladang panel surya di Pasar Gedhe Klaten. “Mudah-mudahan jangan ada kendala,” ujarnya.

panel surya pasar gedhe klaten
Pegawai Pasar Gedhe Klaten mengecek peralatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di pasar tersebut, Rabu (6/12/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Soal kondisi cuaca akhir-akhir ini yang memasuki musim hujan dan sering mendung, Minarso mengatakan belum berdampak signifikan terhadap suplai listrik dari PLTS. Dia juga menjelaskan energi listrik dari PLTS di Pasar Gedhe Klaten stabil.

Minarso menjelaskan sumber energi listrik dari PLTS membantu menyokong listrik dari PLN. Aliran listrik dari PLTS dimanfaatkan untuk penerangan pasar dan peralatan elektronik lainnya.

Menurut Minarso, sumber energi listrik bangunan baru Pasar Gedhe Klaten itu jauh berbeda dibandingkan energi listrik sebelum pasar dipugar. Sebagai teknisi, dia kini mengurusi dua sumber energi listrik yakni dari PLN dan PLTS.

Sebelum pasar dipugar, ia hanya mengurusi sumber energi listrik dari PLN. “Bagi kami teknisi ini memang semakin rumit. Kami sambil terus belajar. Tetapi dengan PLTS ini bisa menghemat pengeluaran untuk pajak listrik,” kata Minarso.

Teknisi lainnya, Sarwono, 51, juga menjelaskan hingga kini tak ada masalah soal kelistrikan Pasar Gedhe Klaten sejak dioperasikan pada Agustus 2023. Jika ada pemadaman listrik, sumber energi listrik dipasok dari genset yang menyala secara otomatis.

Tidak Pernah Alami Listrik Padam

Ketua Paguyuban Manunggal Pasar Gedhe Klaten, Suyadi, mengatakan sejak kembali berjualan di bangunan baru Pasar Gedhe Klaten yang dilengkapi panel surya, tidak pernah mengalami listrik padam. Hal itu salah satunya lantaran sumber energi listrik dari PLTS ikut menyokong kebutuhan listrik pasar.

Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Klaten, Anang Widjatmoko, mengatakan sumber energi listrik dari PLTS digunakan untuk menyokong listrik dari PLN.

“Ketika listrik PLTS tidak mencukupi, baru disuplai dari listrik PLN. Untuk listrik dari PLTS terutama penggunaannya pada sumber energi listrik lampu. Sementara untuk eskalator dan travelator, sumber energi listriknya dari PLN,” kata Anang.

Sebagai informasi, Pasar Gedhe Klaten dibangun oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Bangunan pasar lama dibongkar dan dibangun pasar baru.

Pembangunan berlangsung dalam dua tahap yakni pada 2020-2021 untuk zona C dan D serta 2021-2023 pada zona A sedangkan zona B pada 2022-2023. Total anggaran pembangunan pasar tersebut mencapai Rp93,5 miliar dari APBN.

Jumlah pedagang di pasar tersebut mencapai 1.166 orang. Bangunan Pasar Gedhe Klaten memiliki fasilitas komplet. Ada eskalator dan travelator serta fasilitas pendukung lainnya. Pasar itu juga disebut-sebut menjadi pasar tradisional pertama yang menggunakan PLTS.

Pasar tersebut diresmikan pada Senin (4/12/2023) oleh Ketua DPR, Puan Maharani. Pada kesempatan itu, Puan mengingatkan agar pemerintah bersama pengelola pasar merawat bangunan dan fasilitas di pasar tersebut agar tetap rapi dan bersih hingga berdampak pada banyaknya pembeli yang berdatangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya