SOLOPOS.COM - Arso Utoro (FOTO/Istimewa)

Arso Utoro (FOTO/Istimewa)

WONOGIRI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri bersedia memasilitasi pertemuan antara pemilik tambang dengan masyarakat setempat untuk meluruskan persepsi mengenai tanah longsor yang terjadi belum lama ini. Hasil pengecekan oleh petugas dari Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM) Wonogiri, longsor di Dusun Ngijo, Desa Purwoharjo, Kecamatan Karangtengah bukan akibat aktivitas penambangan namun karena tanah di sekitarnya labil dan berbukit.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Penegasan itu disampaikan Kepala Dinas PESDM Wonogiri, Arso Utoro didampingi Kabid Sumber Daya Mineral Dinas PESDM, Patrem Joko Priyono saat ditemui Espos. “Menurut penelitian dari Dinas PESDM Provinsi Jawa Tengah, longsor terjadi karena kondisi tanah yang berbukit dan labil,” jelas Arso.

Menyinggung belum adanya sosialisasi dari PT Bara Petrol Sakti (BPS), Kepala Dinas PESDM, Arso Utoro menyatakan, pihaknya segera berkoordinasi dengan pihak PT agar segera menggelar sosialisasi agar warga mendapat penjelasan dan tak muncul keresahan terhadap aktivitas pertambangan. Dia menceritakan, awal 2007 dan 2012 atau sebelum dilakukan eksplorasi pihak PT sudah mengadakan sosialisasi.

“Awal tahun ini, pihak PT juga pernah mengajukan sosialisasi kembali, tetapi ditolak pihak desa. Alasannya sudah sering ada investor yang mau menambang tapi selalu tidak jelas,” katanya. Diakui oleh Arso, penambangan yang dilakukan pihak PT BPS telah masuk masa eksploitasi. “Walau demikian tidak sertamerta melakukan penambangan. Harus diawali dengan sosialisasi kepada masyarakat terlebih dahulu sebelum eksploitasi. Masalah dengan pemilik lahan pun harus selesai. Jangan sampai ada masalah,” imbuhnya.

Patrem menambahkan, sumur-sumur itu tidak dibor tetapi digali untuk mengambil sampel. Menurutnya penggalian dilakukan atas saran ahli geologi dari pihak PT. “Staf ahli PT memperkirakan kandungan tembaga dan pirit tak dalam sehingga tidak perlu dibor.”

Terpisah, anggota DPRD Wonogiri, Abdullah Rabbani, mengatakan pihaknya menyetujui apabila ada investor yang masuk ke Wonogiri. “Saya setuju jika ada investasi, tetapi jangan sampai merugikan dan membahayakan keselamatan warga. Investasi harus menguntungkan warga bukan sebaliknya,” terangnya.

Seperti diberitakan sebelum ini, aktivitas pertambangan di Desa Purwoharjo sempat memicu keresahan warga karena aktivitas tersebut dilakukan tanpa ada sosialisasi. Selain itu, lubang tambang yang ada dianggap membahayakan karena sangat dekat dengan permukiman.

JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya