SOLOPOS.COM - Ilustrasi hama wereng pengisap tanaman padi (JIBI/Solopos/Dok.)

Pertanian Boyolali terserang hama wereng. Sebanyak 20 hektar sawah yang telah ditanami padi mengalami kerusakan.

Solopos.com, BOYOLALI — Tanaman padi di lahan pertanian seluas 20 hektare di tiga desa, yakni Desa Donohudan, Pandeyan, dan Sawahan, rusak akibat terserang hama wereng.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Desa Pandeyan, Sukasno, mengatakan produksi gabah basah di desanya memang berkurang. Kondisi seperti ini terjadi merata di dua desa lainnya di Kecamatan Ngemplak, yakni Desa Donohudan dan Sawahan. Sukasno menambahkan keberadaan jalan tol Solo-Kertosono juga memengaruhi produksi tanaman padi.

Dia mengatakan dari dulu hasil panen saat Maret 2015 memang cenderung seperti itu, namun ketika aliran air menjadi macet akibat pembangunan jalan tol, secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap kualitas tanaman padi. Air hujan sering menggenang saat musim hujan.

“Tanaman padi jadi tergenang air. Ini berpengaruh terhadap kualitas tanaman-tanaman padi yang baru ditanam,” ujar dia saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Senin (13/4/2015).

Menurut Kepala Dusun (Kadus) IV Pandeyan, Widodo Sujati, pemerintah seharusnya memberikan benih berkualitas pada para petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Widodo berharap pemerintah memberikan bibit baru yang tahan hama wereng. Selama ini benih tidak tahan hama wereng.

Ketua kelompok tani Karya Maju Desa Donohudan, Hadi Parjiyanto, 50, mengatakan  pada musim panen sebelumnya dalam satu patok seluas 1.700 meter persegi dapat menghasilkan sekitar 11 kuintal-12 kuintal gabah basah. Pada musim panen kali ini hanya mampu menghasilkan sekitar separuhnya saja, yakni 6 kuintal-7 kuintal per 1.700 meter persegi lahan pertanian.

Hadi Parjiyanto menambahkan banyak tanaman yang rusak sebelum berisi. Kasus itu terjadi saat padi memasuki umur selapan atau 35 hari.   “Tanaman padi dari awal penanaman dalam kondisi bagus. Tapi setelah masuk hari ke-35, mulai mbalik, tidak mau keluar parine. Ini karena pengaruh kandungan virus dalam wereng. Selain itu curah hujan deras dengan intensitas tinggi yang sering terjadi belakangan ini juga berpengaruh,” papar dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya