Pertanian Boyolali terkendala adanya hama thrips yang menyerang tanaman cabai dan melon.
Solopos.com, BOYOLALI — Petani cabai di sejumlah desa di Kecamatan Ngemplak, Boyolali, mengeluh kualitas tanaman turun pascaserangan hama thrips atau kutu. Kondisi itu juga memangkas kuantitas produksi panenan mereka.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Salah seorang petani cabai Desa Dibal, Ngemplak, Iswahyudi, 32, mengatakan akibat serangan hama tersebut, daun-daun mengeriting dan tidak bisa tumbuh melebar. Akibatnya, ukuran cabai tidak dapat maksimal.
“Daunnya mengerut dan kuning-kuning. Ukuran lomboknya juga jadi pendek-pendek, enggak bisa pol. Hasil panenannya iya jelas berkurang. Kalau normal satu batang pohon cabai bisa panen 1 kilogram, ini setengahnya saja tidak ada,” tutur dia saat dijumpai
Terpisah, petani cabai Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Imam Kemis, 50, menuturkan terpaan angin kencang yang kerap terjadi beberapa pekan terakhir juga memperparah hasil panenan.
Bunga-bunga calon cabai banyak yang berguguran. Padahal, harga cabai di pasaran naik-turun tidak dapat diprediksi.
“Nek sudah pada gogrok, iya sudah, enggak jadi buahnya. Sudah kena hama, ditambah lagi angin,” tukas dia saat ditemui Menurutnya, hama thrips dan kutu kebul berwarna putih kecil yang bergerombol pada bagian daun tanaman memang banyak menyerang tanaman di musim kemarau ini. Keluhan serupa juga dilontarkan petani melon desa setempat. Agus, 35, salah seorang petani melon, mengatakan ukuran buah melonnya menjadi menyusut, jauh lebih kecil akibat terkena serangan thrips. “Kalau pas bagus, saya bisa panen sampai 12 ton per 4.000 meter persegi. Kalau kondisi seperti ini turunnya jauh, hanya 6 ton-7 ton,” terang dia saat disambangi