SOLOPOS.COM - Ilustrasi jagung (JIBI/Solopos/Dok.)

Dinamika pertanian Boyolali, akibat tidak ada stok, harga jagung di pasaran tembus Rp9.000/kg.

Solopos.com, BOYOLALI–Sejumlah pedagang di Boyolali mengeluhkan mahalnya harga jagung di pasar. Harga jagung di Boyolali dijual dengan harga Rp8.000/kg-Rp9.000/kg.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Salah seorang penjual jagung Desa Manggung, Ngemplak, Boyolali, Suyono, mengatakan harga jagung mulai naik sejak Desember 2015. Kenaikan harga jagung bertahap dan sekarang harganya menjadi Rp9.000/kg dari sebelumnya Rp6.000/kg. Sementara harga jagung pecah ukuran kecil Rp7.000/kg dari sebelumnya Rp6.500/kg.

“Kenaikan harga jagung di pasar diprediksi akan trus naik sampai pertengahan tahun,” ujar Suyono saat ditemui di kiosnya di jalan raya Ngemplak-Ketitang, Senin (1/2/2016).

Suyono mengatakan mahalnya harga jagung di pasaran disebabkan karena stok jagung ditingkat petani sudah habis dan tidak ada lagi stok. Selain itu, pada musim penghujan seperti sekarang banyak petani beralih menanam padi ketimbang jagung.

“Harga jagung di tingkat petani sempat menembus Rp12.500/kg pada akhir Januari. Sekarang turun menjadi Rp9.000/kg,” kata dia.

Ia mengaku sering mendapatkan komplain dari konsumen karena harga jagung dinilai terlalu mahal. Harga jagung, kata dia, saat panen melimpah pada musim kemarau pertengahan tahun lalu harga dan harga jagung hanya Rp3.500-Rp4.000/kg.

“Permintaan jagung di pasar saat ini sangat tinggi terutama untuk pakan ayam dan burung. Sementara pasokan barang menipis sehingga harganya naik,” ujar dia.

Menurut dia, mahalnya harga jagung membuat dirinya tidak berani kulakan jagung dalam jumlah banyak. Sebelum harga naik, dia mengaku berani kulakan jagung sebanyak 2 kuintal/hari. Namun, sekarang hanya 1 kuintal.

“Mencari pasokan jagung dari Boyolali sekarang sangat sulit. Saya harus mencari pasokan jagung dari Grobogan hingga ke Pati,” kata dia.

Senada diungkapkan pedagang jagung lainnya, Kismantoro. Menurut dia, biasanya mampu membeli jagung sebanyak 3 kuintal/hari dari petani. Namun, sekarang hanya 1 kuintal/hari akibat stok jagung sudah habis.

Mahalnya harga jagung juga dikeluhkan peternak ayam Desa Sembungan, Nogosari, Sulardi. Menurut dia, setiap hari menghabiskan jagung sebanyak 2 kuintal jagung pecah ukuran kecil untuk memberi makan sebanyak 3.500 ekor ayam potong. Harga jagung pecah di pasaran Rp7.000/kg.

“Saya terpaksa ikut menaikkan harga ayam potong karena harga jagung sangat mahal. Harga ayam potong sekarang Rp35.000/kg dari sebelumnya Rp27.000/kg,” kata dia.

Ditanya mengenai kebijakan baru pemerintah soal pengusaha peternak ayam diperbolehkan membeli jagung impor yang dijual melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) mulai Senin (1/2/2016) dengan harga Rp3.500/kg, Sulardi mengaku tidak mendapatkan sosialisasi soal itu dari Pemkab.

“Saya berharap pemerintah segera mengambil kebijakan agar harga jagung di pasar kembali stabil,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya