SOLOPOS.COM - Irjen Kementerian Pertanian RI, Justan Ridwan Siagaan dan Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo berusaha mengoperasikan rice transplanter atau mesin tanam padi di Bulak Wetan Kepek, Dusun Jimatan, Desa Jatirejo, Kecamatan Lendah, Kulonprogo, Selasa (2/2/2016). (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Boyolali ini terkait ketertarikan petani terhadap alat rice transplanter.

Solopos.com, BOYOLALI – Kelompok tani di sejumlah kecamatan di Boyolali melirik mesin menanam bibit padi (rice transplanter). Petani tertarik lantaran efektivitas dan masa umur bibit padi lebih pendek dengan menggunakan alat itu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Salah seorang petani asal Dukuh Saminan, Desa Canden, Sambi, Sastro, mengatakan mesin menanam bibit padi dinilai petani sangat menguntungkan dari segi efisiensi.

Ia mengatakan umur bibit padi ketika menggunakan alat ini jauh lebih singkat yakni sekitar dua pekan hingga 20 hari sudah bisa ditanam. Sementara dengan menggunakan cara tradisional secara persemian butuh waktu selama 30 hari bibit baru bisa ditanam.

“Bibit padi yang ditanam dengan menggunakan rice transplanter kualitasnya tidak kalah dengan [penanaman] cara tradisional,” kata dia,” ujar Sastro saat ditemui wartawan di sawah, Minggu (21/2/2016).

Sastro mengatakan waktu yang dibutuhkan untuk menanam padi dengan rice transplanter lebih cepat dan cukup menggunakan benih sekitar 10 kg bibit untuk satu patok sawah.

“Dari segi waktu kami juga lebih cepat. Hanya butuh waktu sampai satu setengah jam bibit padi selesai ditanam dengan luas lahan satu pathok,” kata dia.

Menurut dia, mesin itu cukup dioperasikan satu orang sehingga menghemat pengeluaran untuk membayar tenaga menanam bibit padi di sawah. Ia mengaku mencari tenaga untuk menanam bibit di sawah sekarang sangat sulit sehingga dengan adanya alat itu dapat membantu masalah petani.

Ia menjelaskan baru mendapatkan alat pertanian tersebut hasil bantuan dari pemerintah kabupaten (Pemkab) Boyolali.

Petani lainnya, Erwan, mengatakan menggunakan alat penanam padi itu hanya butuh waktu dua jam menanam bibit padi di tanah seluas 5.000 meter persegi. Alat tersebut baru didapat dari bantuan Pemkab Boyolali.

“Awal pertama kali muncul alat itu petani tidak tertarik menggunakannya. Seiring berjalannya waktu dan sulitnya mencari tenaga manusia untuk menanam bibit padi di awah alat itu mulai dilirik petani,” kata Erwan asal Desa Bangak, Banyudono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya