SOLOPOS.COM - Ilustrasi lahan pertanian (Dok/JIBI/Solopos)

Pertanian Boyolali di Simo terancam serangan hama tikus.

Solopos.com, BOYOLALI – Ratusan hektare (ha) lahan pertanian di Kecamatan Simo terancam diserang hama tikus. Lahan pertanian tersebut tersebar di empat desa yakni Desa Simo, Pentur, Gunung, dan Walen.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Koordinator penyuluh pertanian lapangan (PPL) Kecamatan Simo, Boyolali, Mudhakir, mengatakan empat desa tersebut rawan diserang tikus karena terletak di wilayah perbukitan. Dia mengimbau para petani untuk mewaspadai serangan hama tikus ini.

“Kami sebenarnya sudah mengantisipasi serangan hama tikus ini, yakni dengan memasang umpan di berbagai sudut di sawah. Selain itu kami sudah meminta petani untuk rutin menggelar gerakan pembasmian tikus secara rutin,” kata dia saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (2/2/2015).

Dia mengatakan pada tahun lalu di empat desa tersebut ada ratusan lahan yang terserang hama tikus. Hal itu, lanjut dia, jika tidak diantisipasi sejak dini maka tidak menutup kemungkinan lahan pertanian di empat desa tersebut akan kembali diserang tikus.

“Tahun lalu tikus-tikus itu menyerang lahan pertanian pada musim tanam [MT] I, maka pada MT I ini petani harus tetap waspada,” kata dia.

Akibat serangan tersebut, lahan pertanian seluas lima 5 ha itu pada 2014 mengalami puso.

Mudhakir melanjutkan luas lahan pertanian di Kecamatan Simo mencapai 2.100 ha. Ada pun luas lahan di masing-masing empat desa tersebut yakni Desa Simo 261 ha, Pentur 103 ha, Gunung 110 ha, Walen 143 ha.

“Dari jumlah lahan di empat desa itu, ada sekitar 30% yang terancam terserang hama tikus,” kata dia.

PPL Kecamatan Simo lainnya, Suyono, menambahkan di Kecamatan Simo pada tahun lalu sudah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Boyolali berupa empat pasang burung hantu untuk mengusir tikus-tikus tersebut.

“Ada empat pasang, waktu itu kami menerima sekitar Juli 2014 lalu. Alhamdulillah bisa mengurangi hama tikus,” kata dia.

Sementara itu, Ketua gabungan kelompok tani (Gapoktan) Desa Simo, Bibit Raharjo, mengatakan penyebaran hama tikus di Desa Simo cukup merata. Pada tahun lalu, kata dia, akibat serangan tikus tersebut produksi padi di Desa Simo berkurang sekitar 50%.

“Kami sudah antisipasi dengan memasang umpan, selain itu juga sudah ada gerakan pembasmian hama, tapi enggak habis-habis. Tahun lalu saja produksinya lebih sedikit sekitar 50%,” kata dia.

Menurut Bibit, menghadapi MT I dan II ini dia dan petani lainnya terus mengantisipasi serangan hama tikus. “Kalau [tikus menyerang] padi yang umurnya masih muda masih bisa diatasi, tetapi kalau tikus sudah menyerang padi yang umurnya sudah tua sudah susah,” ungkap dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya