SOLOPOS.COM - Ilustrasi (dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sejumlah petani di Desa Gedongan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, mengancam akan menimbun drainase di tepi Jl. Adi Soemarmo. Drainase sepanjang kira-kira 1,9 kilometer dengan kedalaman 1,2 meter dan lebar 1,2 meter dinilai terlalu dalam.

“Sawah petani di tepi Jl. Adi Soemarmo kesulitan mengalirkan air dari drainase yang dulu saluran irigasi teknis. Karena dasar drainase itu jauh lebih rendah dari sawah para petani, sehingga air tidak bisa mengalir ke sawah,” ujar Kaurbang Desa Gedongan, Karenganyar, Dabid Sawaldi ketika ditemui Solopos.com di sela-sela pertemuan Kaurbang se-Colomadu di Tohudan, Selasa (31/12/2013).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sebenarnya, papar dia, pihaknya telah melaporkan persoalan ini ke DPU Karanganyar paling tidak dua kali. Namun hingga Selasa, dinilai belum ada tindakan riil mengatasi persoalan tersebut.

Menurut dia jika persoalan ini tak segera diatasi kira-kira 40 hektare sawah di Tohudan dan Gedongan terancam bera. Karena jika petani akan menanam padi, mereka harus menyedot air dari sumur dalam tanah. Dengan demikian tidak semua petani mampu membiayai ongkos penyedotan air dengan mesin penyedot air tersebut.

“Kalau ternyata DPU tetap tidak memberi solusi dengan baik, saya mungkin juga akan menggerakkan petani di Tohudan untuk menguruk drainase itu sampai kedalamannya seperti dulu. Dengan demikian petani tidak usah susah payah mencari air sudah bisa tercukupi dari saluran irigasi.”

Keluhan serupa juga dilontarkan salah seorang petani Tohudan, Yoko, 52. Sebab setelah saluran irigasi di dekat sawahnya di Jl. Adi Soemarmo diperbaiki hingga menjadi dalam, dia kesulitan mengairi sawahnya. Sebab permukaan air di drainase itu sekarang menjadi jauh di bawah permukaan sawahnya. Akibatnya, jika ingin mengairi tanaman padi di sawah, dia harus menyedot dengan mesin pompa air.

“Hal ini mengakibatkan saya harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli bahan bakar kalau menyedot air. Karena tanpa menyedot air, sawah para petani yang ada di sini tidak bisa mendapatkan air secara gratis.”

Sedangkan Petugas Operasional Pengairan Kecamatan Colomadu, Mukijo mengatakan pihaknya juga mengaku telah melaporkan persoalan ini ke DPU Karanganyar. Namun hingga saat ini dinilai belum ada penanganan secara tuntas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya