SOLOPOS.COM - Daun tembakau dikeringkan di Bugisan, Prambanan, Klaten. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Pertanian Klaten yakni tembakau kini masuk masa panen.

Solopos.com, KLATEN – Sepekan terakhir, para petani tembakau di Tambakan, Jogonalan, Klaten, mulai menikmati hasil panen.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Desa (Kades) Tambakan sekaligus petani tembakau, Rismanto, mengatakan luas areal lahan tembakau di daerahnya mencapai 140 hektare.

“Petani di sini justru banyak yang berdoa agar jangan ada air hujan terlebih dahulu. Ini terkait dengan kualitas panenan tembaku. Tanaman tembakau itu akan menghasilkan kualitas prima kalau tidak terkena air hujan,” katanya kepada , Sabtu (19/9/2015).

Disinggung tentang harga panenan tembakau, Rismanto mengatakan hasil tahun ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam satu patok atau 2.100 meter persegi, petani tembakau bisa meraup omzet Rp7 juta-8 juta. Sedangkan, tahun sebelumnya hanya Rp6 juta-Rp7 juta per patok.

“Kalau daun basah harganya Rp3.000 per kilogram. Daun kering [hasil rajangan] senilai Rp33.000-Rp35.000 per kilogram. Hasil ini belum mencapai puncak. Soalnya, daun tembakau yang paling mahal itu berada di pucuk. Kami akan memanen pertengahan Oktober mendatang. Kami bisa meraih hasil maksimal kalau belum ada hujan hingga November nanti,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Koalisi Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK) Klaten, A. Sigit Suwanta, mengatakan pusat tanaman tembakau terbaik di Tanah Air berada di kawasan Manisrenggo. Luas areal tembakau di kawasan itu mencapai 700 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya