SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Pertanian Klaten diganggu hama wereng batang cokelat.

Solopos.com, KLATEN – Para petani di Klaten dimintai mewaspadai migrasi hama wereng batang cokelat (WBC). Pola tanam tak serentak membuat serangan hama tersebut masih menjadi ancaman.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman Dinas Pertanian Klaten, Sunarno, menjelaskan meski kasus WBC terhitung kecil pada awal April, dia tetap meminta para petani tak lengah dengan serangan hama itu.

Menurut dia, serangan WBC berpindah-pindah lokasi lantaran pola tanam di sejumlah daerah yang belum serentak.

“Setiap memasuki masa tanam, ada migrasi hama dari dari daerah lain yang memasuki masa panen. Sehingga, ada penyebaran ke lokasi baru karena wereng hinggap pada tanaman muda,” kata Sunarno saat ditemui di Juwiring pekan lalu.

Antisipasi terhadap serangan WBC paling aman menggunakan musuh alami seperti laba-laba, kepik, belalang sungut panjang, serta capung. Populasi hewan-hewan itu di lahan pertanian diklaim masih banyak.

Selain masih ampuh mengendalikan hama, mempertahankan hewan itu di lingkungan persawahan juga sebagai bentuk menjaga keseimbangan ekosistem.

“Jadi, jangan dibunuh. Saya yakin agen hayati masih ampuh mengatasi wereng. Dengan agen hayati dilestarikan, nantinya ada keseimbangan ekosistem dan persoalan tanaman padi kedepan tidak seperti sekarang,” katanya.

Selain memanfaatkan musuh alami, pengendalian terhadap serangan WBC juga bisa dilakukan melalui penyemprotan agen hayati. Penyemprotan pestisida terutama pada lahan yang memasuki masa tanam tak dianjurkan.

“Kalau langsung diawali dengan penyemprotan pestisida, tanam padi langsung hancur,” ungkap dia.

Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun di Dispertan, hingga tengah bulan pertama atau pertengahan April, terdapat 17.909 hektare (ha) lahan yang ditanami padi.

Dari total luas lahan itu, total serangan WBC sebanyak 56 ha di tujuh kecamatan. Serangan hama lainnya yakni penggerek batang di 183 ha yang tersebar pada 16 kecamatan.

“Untuk tengah bulan kedua pada April ini lahan yang diserang kemungkinan berkurang karena petani sudah memasuki masa panen,” tutur Sunarno.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya