SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanggul jebol

Pertanian Klaten khususnya di Desa Planggu terkendala dengan tanggul yang jebol. Akibat jebolnya tanggul, dua hektar sawah tak produktif.

Solopos.com, KLATEN Petani di Dukuh Karanganyar, Desa Planggu, Kecamatan Trucuk mendesak Pemkab Klaten segera memperbaiki kerusakan tanggul sawah di wilayah mereka. Akibat kerusakan tersebut, dua hektare sawah tak bisa ditanami karena selalu terendam banjir aliran anak Kali Dengkeng.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani Dukuh Planggu, Sumpono, 70, mengatakan kerusakan tanggul terjadi sejak Desember 2013 lalu akibat terjangan banjir. Sejak itu, belum ada perbaikan. Tanggul yang jebol panjangnya sekitar 50 meter.

“Setelah tanggul jebol, lahan di sekitar tanggul sudah tidak lagi bisa ditanami,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Senin (6/4/2015). Kondisi ini menyebabkan pemilik sawah mengalami kerugian hingga Rp75 juta.

Pemerintah Desa Planggu tidak mampu memperbaiki tanggul tersebut karena tak memiliki anggaran. Kepala Urusan Umum Desa Planggu, Sukirdi, mengatakan ia telah melaporkan jebolnya tanggul tersebut ke Pemkab sejak kali pertama kejadian. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten dan Dinas Pertanian Klaten sempat melakukan survei ke lokasi.

“Setelah survei pada awal 2014, sampai sekarang belum ditindaklanjuti lagi,” ujarnya.

Sukirdi mengatakan warga berupaya menanami pohon bambu di tanggul yang jebol untuk menahan luapan air. “Tapi tetap tidak bisa menahan banjir,” ungkap Sukirdi yang mengatakan pembuatan tanggul tersebut memakan biaya Rp130 juta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya