SOLOPOS.COM - Ilustrasi siswa SD tengah mengikuti pelajaran (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi siswa SD tengah mengikuti pelajaran (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SRAGEN-– Pertanian organik diusulkan masuk ke dalam kurikulum muatan lokal (mulok) bagi siswa sekolah dasar (SD) di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Sragen.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Usulan itu dilakukan untuk mendukung salah satu program pemerintah yang ingin menjadikan daerah tersebut sebagai desa wisata organik.

Kepala Desa Sukorejo, Sukrisno, saat ditemui Solopos.com awal pekan kemarin di kantornya menjelaskan usulan itu baru dilayangkan ke dinas pendidikan setempat beberapa waktu lalu. Ia berharap, jika usulan itu direalisasikan, siswa tingkat SD pun turut mendukung program desa wisata yang dicanangkan pemerintah untuk daerah Sukorejo dan sekitarnya.

“Biar bisa meramaikan dan semakin mendongkrak wisata desa,” terangnya.

Sukrisno menjelaskan, ia juga tengah serius menggarap desa wisata organik di Sukorejo. Pada 2013 ini, ia menggagas pembuatan objek wisata alam di atas tanah kas desa. Rencananya, di lahan sekitar 4.000 meter persegi itu bakal dibangun kolam renang, area outbond, serta miniatur sawah yang bisa dimanfaatkan untuk belajar bercocok tanam.  Sementara, penduduk sekitar desa tersebut juga sudah siap dengan menyiapkan homestay bagi para wisatawan.

Menurut Sukrisno, penggarapan wisata tani organik juga bakal digagas lebih serius lagi dengan sistem penataan wisata yang lebih struktur. “Nanti akan ditawarkan paket wisata sekaligus kisaran biayanya. Biar ada pemasukan untuk kas desa. Selama ini kalau ada wisatawan, biasanya  ke homestay dan langsung keliling melihat-lihat area persawahan” tandasnya.

Sementara, Pamong Tani Desa (PTD) Sukorejo, Sugi, Senin, menambahkan lahan pertanian di daerahnya seluas 132 hektar. Hampir semua lahan pertanian itu ditanami tanaman padi dengan jumlah penduduk penggarap padinya mencapai 75%. Mayoritas penduduk menggunakan sistem tanam organik dengan memanfaatkan pupuk kandang. Pasalnya, hampir semua penduduk di wilayah tersebut memiliki hewan ternak untuk mendukung sistem tanam organik tersebut.

Lahan pertanian di Desa Sukorejo memang sudah lama dikenal oleh wisatawan domestik maupun asing. Pasalnya, sistem tanam padi di wilayah pegunungan yang berbatasan dengan Kabupaten Ngawi itu menggunakan pupuk organik. Sementara, sekitar dua tahun lalu, bersaman dengan Desa Jetis dan Jambeyan, Sukorejo, ditetapkan oleh Bupati sebagai kawasan wisata pertanian dengan sebutan desa wisata Betisrejo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya