Soloraya
Selasa, 19 Juli 2011 - 12:54 WIB

Pertegas penolakan, warga galang dukungan lewat Facebook

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Ilustrasi

Wonogiri (Solopos.com)–Penolakan warga empat desa di Kecamatan Giriwoyo terhadap rencana pemerintah membangun Bendungan Pidekso semakin menguat.

Advertisement

Dalam waktu dekat, warga yang terancam tergusur itu bakal menggelar apel siaga dan istigasah. Upaya lainnya juga dilakukan dengan menggalang dukungan terhadap penolakan itu lewat jejaring sosial Facebook.

Kepala Desa Tukulrejo, Kenthut Suparjono, kepada wartawan, Minggu (17/7/2011), mengungkapkan apel siapa dan istigasah itu rencananya digelar Kamis (21/7/2011) malam dengan melibatkan paling tidak 2.000 warga di empat desa yang terancam tergusur, yakni Desa Pidekso, Tukulrejo, Bulurejo, dan Gedongrejo.

“Sikap warga sejak awal sudah jelas, kami menolak untuk pindah. Apel siaga dan istigasah Kamis malam mendatang adalah doa bersama kami agar terselamatkan dari kesusahan akibat rencana pemerintah membangun bendungan di wilayah kami,” jelas Kenthut.

Advertisement

Lebih jauh, Kenthut mengharapkan pemerintah mencari alternatif lokasi lain untuk membangun bendungan karena suara penolakan warga sudah bulat. Bagi warga, penolakan tersebut adalah harga mati

Sementara itu, penolakan juga tidak hanya disuarakan oleh warga yang tinggal di empat desa tersebut. Warga setempat yang tinggal di perantauan juga tak mau tinggal diam. Mereka berupaya menggalang dukungan dari berbagai kalangan terhadap sikap penolakan itu dengan memanfaatkan jejaring sosial Facebook.

Penggalangan dukungan tersebut digawangi oleh Raynard Budi Setyono, warga Tempurkali, Desa Bulurejo yang kini merantau dan bekerja di perusahaan pertambangan minyak di Blok Cepu. Raynard mengaku tidak ingin tanah kelahirannya ditenggelamkan untuk waduk.

Advertisement

(shs)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif