Soloraya
Sabtu, 31 Juli 2021 - 17:35 WIB

Pertumbuhan Ekonomi di Sukoharjo Minus 1,7 Persen, Ini Penyebabnya

R Bony Eko Wicaksono  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO – Pemkab Sukoharjo mencatat pertumbuhan ekonomi hingga Juni 2021 mengalami kontraksi minus 1,7 persen. Kondisi ini dipengaruhi sektor perdagangan dan sektor industri yang masih tertekan akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak Maret 2020.

Sektor industri babak belur akibat pandemi Covid-19. Ada beberapa jenis industri yang terdampak paling parah akibat pandemi Covid-19. Seperti pariwisata, manufaktur, transportasi, hingga usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pada 2020.

Advertisement

Kondisi ini diperparah dengan kebijakan pengetatan mobilitas masyarakat dan aktivitas usaha yang diberlakukan pada awal Juli. Otomatis pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) sektor industri mengalami kontraksi minus 2,72 persen.

Baca juga: Alhamdulillah, Kasus Harian Covid-19 Sukoharjo Turun Di Bawah 100 Orang

Advertisement

Baca juga: Alhamdulillah, Kasus Harian Covid-19 Sukoharjo Turun Di Bawah 100 Orang

Kondisi serupa terjadi di sektor perdagangan selama masa pandemi Covid-18. Kendati sudah mulai menggeliat, namun sektor perdagangan belum bisa kembali normal seperti sebelum pandemi Covid-19. Laju pertumbuhan sektor perdagangan juga memberikan kontribusi minus 3,50 persen pada tahun ini.

“Pertumbuhan ekonomi daerah minus 1,7 persen akibat pandemi Covid-19 selama lebih dari 18 bulan. Pemerintah terus berupaya memulihkan perekonomian dan meningkatkan daya saing industri secara bertahap. Butuh waktu karena pemerintah juga fokus mengendalikan pandemi Covid-19,” kata Sekda Sukoharjo, Widodo, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (31/7/2021).

Advertisement

Baca juga: Tabung Gas Bocor, 2 Warga Gemolong Sragen Alami Luka Bakar 30%

Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri

Sektor industri ditarget mengalami peningkatan selama lima tahun yakni 6,40 persen dan sektor perdagangan menjadi 7,10 persen. “Indikator sasarannya meliputi pertumbuhan wirausaha baru. Juga UMKM, pertumbuhan PDRB sektor industri, dan pertumbuhan PDRB sektor perdagangan,” ujar Widodo.

Mantan Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Sukoharjo itu menjelaskan pemerintah mendorong percepatan pemulihan ekonomi daerah. Dengan menyalurkan bantuan subsidi bunga pinjaman modal kepada peelaku UMKM sebesar 50 persen hingga akhir 2021. Setiap pelaku usaha bisa meminjam modal usaha maksimal Rp15 juta.

Advertisement

Apabila aktivitas bisnis para pelaku UMKM menggeliat berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi daerah. Strategi pemberian subsidi bunga pinjaman modal diharapkan mampu mengerek pertumbuhan ekonomi daerah saat pandemi Covid-19. “Saya berharap penyaluran bantuan subsidi bunga pinjaman modal berdampak positif bagi laju pertumbuhan ekonomi daerah. Tentu saja, pemerintah juga melakukan upaya lain sebagai bagian dari akselerasi percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” papar Widodo.

Baca juga: Dinilai Rawan Covid-19, 3 Pusat Perbelanjaan di Solo Ini Diberi Posko PPKM Level 4

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sukoharjo, Yunuf Arianto, meminta agar pemerintah fokus mengendalikan persebaran Covid-19 dan mempercepat program vaksinasi. Apabila pandemi Covid-19 bisa dikendalikan otomatis pertumbuhan ekonomi menguat secara perlahan-lahan.

Advertisement

Sejak munculnya pandemi Covid-19, para pengusaha kalang kabut menjalankan roda bisnis lantaran minimnya pemasukan. Padahal, mereka harus mengeluarkan dana operasional termasuk membayar gaji karyawan setiap bulan.

“Banyak perusahaan yang mengurangi jumlah produksi demi bisnisnya bisa tetap bertahan. Kendati minim pemasukan namun pengusaha berupaya menghindari kebijakan PHK karyawan. Ini opsi terakhir jika kondisi finansial perusahaan sudah tak memungkinkan untuk mempertahankan bisnis di tengah badai Covid-19,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif