<p><strong>Solopos.com, KLATEN</strong> — Umbul Tirto Pawitro Sari yang dikenal juga dengan nama Umbul Gedaren di Desa Gaderan, Kecamatan Jatinom, <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180519/493/916972/grand-canyon-socokongsi-dijadikan-wisata-spiritual-klaten" title="Grand Canyon & Socokongsi Dijadikan Wisata Spiritual Klaten">Klaten</a>, dikuras pada Sabtu (29/9/2018). Pengurasan itu diiringi pergelaran wayang kulit dengan lakon Baratayudha.</p><p>Kepala Desa (Kades) Gedaren, Sri Waluyo, mengatakan pengurasan umbul merupakan agenda sejak ratusan tahun lalu. Umbul dibersihkan setiap bulan Sura.</p><p>Pembersihan umbul dilakukan selama tiga hari oleh warga beberapa dukuh secara bergantian. “Puncaknya hari ini pengurasan umbul disertai upacara <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180824/493/935924/kedung-bogo-klaten-bakal-jadi-wisata-air" title="Kedung Bogo Klaten bakal Jadi Wisata Air">tradisi</a> dan wayang kulit,” kata dia saat ditemui <em>Solopos.com</em> di sela-sela acara di Dukuh/Desa Gedaren, Sabtu.</p><p>Waluyo menerangkan pengurasan umbul dimaksudkan untuk merawat sumber mata air itu. Air umbul Gedaren selama ini dimanfaatkan untuk mencuci, mandi, dan irigasi sekitar 20 hektare sawah di Gedaren bagian timur.</p><p>Dengan dikuras, debit air umbul diharapkan tak pernah susut sepanjang tahun. “Kalau secara batiniah, ini merupakan wujud syukur warga atas <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180912/493/939116/kawasan-wisata-candi-sojiwan-klaten-digarap-secara-padat-karya" title="Kawasan Wisata Candi Sojiwan Klaten Digarap Secara Padat Karya">karunia</a> air yang melimpah dan jernih dari Tuhan Yang Maha Kuasa,” beber dia.</p><p></p>