Soloraya
Jumat, 6 Maret 2020 - 08:00 WIB

Perubahan Pemandangan Sriwedari, Mana Sajakah?

Redaksi Solopos  /  Cahyadi Kurniawan  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tangkapan layar kawasan Sriwedari menggunakan Google Earth, 15 September 2018.

Solopos.com, SOLO – Google Earth merekam perubahan pemandangan Sriwedari Solo, melalui citra satelit. Hasilnya, ada bangunan yang hilang, tak sedikit pula yang baru. Di mana sajakah perubahan itu?

Solopos.com menelusuri penampakan Sriwedari dari tahun ke tahun menggunakan aplikasi Google Earth. Dalam aplikasi itu terlihat, rekaman pertama yang dimiliki Google terlihat pada 21 Agustus 2002. Sedangkan yang terbaru terekam pada 15 September 2018.

Advertisement

Begini Dahsyatnya Erupsi Gunung Merapi 2010

Citra satelit pada 2002 menunjukkan Stadion R Maladi atau dikenal sebagai Stadion Sriwedari terlihat gersang. Kawasan di sekitarnya ke arah timur masih terlihat rimbun pepohonan. Dari situ juga terlihat masih ada bekas gedung Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di selatan stadion.

Advertisement

Citra satelit pada 2002 menunjukkan Stadion R Maladi atau dikenal sebagai Stadion Sriwedari terlihat gersang. Kawasan di sekitarnya ke arah timur masih terlihat rimbun pepohonan. Dari situ juga terlihat masih ada bekas gedung Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di selatan stadion.

Tangkapan layar kawasan Sriwedari menggunakan Google Earth, 21 Agustus 2002.

Beberapa gedung lain yang masih terlihat yakni Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari, bekas gedung Solo Theatre, Gedung Wayang Orang (GWO), Joglo Sriwedari, Gedung Grha Wisata Niaga, Museum Radyapustaka termasuk segaran dan bangunan Restoran Boga.

Tangkapan layar kawasan Sriwedari menggunakan Google Earth, 30 April 2004.

Pada 2004, kawasan itu tidak mengalami perubahan yang berarti. Citra satelit dari Google Earth pada 30 April 2004 memperlihatkan kondisinya masih relatif sama seperti pada 2002.

Advertisement
Tangkapan layar kawasan Sriwedari menggunakan Google Earth, 8 Juli 2011.

Pada 8 Juli 2011, di kawasan Sriwedari mulai terlihat ada pagar. Salah satunya terlihat di depan dan samping bangunan gedung Grha Wisata Niaga. Informasi yang dihimpun Solopos.com, Pemkot Solo memang membangun pagar Sriwedari pada 2008 dengan dana hampir Rp1 miliar.

Tangkapan layar kawasan Sriwedari menggunakan Google Earth, 15 Agustus 2013.

Kemudian, pada 15 Agustus 2013, ada perubahan pemandangan Sriwedari kembali terlihat. Salah satunya adalah fasilitas atletik di Stadion Sriwedari. Selain itu, bangunan bekas gedung Disdukcapil juga dirobohkan. Di lahan itu akan dibangun Museum Keris.

Tangkapan layar kawasan Sriwedari menggunakan Google Earth, 10 Oktober 2014.

Setahun kemudian, bangunan Museum Keris terlihat dari citra satelit pada 10 Oktober 2014. Pemandangan ini relatif tak berubah selama setahun kemudian.

Advertisement
Tangkapan layar kawasan Sriwedari menggunakan Google Earth, 13 Juli 2015.

Perubahan itu kembali terlihat pada 28 Juni 2017. Kali ini, bangunan bekas Solo Theatre dan Restoran Boga itu sudah rata dengan tanah. Pada periode ini, Pemkot Solo sempat melontarkan wacana revitalisasi Sriwedari dengan agenda salah satunya membangun masjid raya.

Tangkapan layar kawasan Sriwedari menggunakan Google Earth, 28 Juni 2017.

Pada 15 September 2018, giliran bangunan THR Sriwedari yang rata dengan tanah. Di lahan itulah kini dibangun Masjid Taman Sriwedari Solo (MTSS) yang dilengkapi dengan menara setinggi 114 meter.

Tangkapan layar kawasan Sriwedari menggunakan Google Earth, 15 September 2018.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif