SOLOPOS.COM - Pengendara motor melintas di jembatan dekat pintu spillway WGM di Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Rabu (15/2/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, SOLO—Plt Dirut Perum Jasa Tirta 1, Miflan Rantawi, menyatakan keberadaan Waduk Gajah Mungkur (WGM) di Wonogiri tidak hanya untuk pengendalian banjir.

Keberadaan waduk terbesar ketiga se Indonesia tersebut dibangun juga untuk memenuhi kebutuhan air lahan pertanian, ketahanan air PDAM, serta sumber tenaga listrik. Sehingga PJT I harus memastikan semua tujuan terpenuhi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“WGM ini adalah bendungan yang dibangun sifatnya multipurpose. Untuk pengendalian banjir sekaligus untuk irigasi, untuk ketahanan air PDAM, sekaligus untuk power atau listrik,” ungkap dia saat konferensi pers di kantor BBWSBS, Senin (20/2/2023).

Miflan menjelaskan PJT I harus bisa memastikan semua fungsi WGM berjalan secara seimbang, atau tidak mengorbankan salah satu fungsinya. Yang utama menurut dia bagaimana air WGM tidak merusak. Termasuk saat membuka pintu air sudah dihitung.

Tujuannya agar tidak sampai berdampak banjir ke sepanjang aliran Bengawan Solo. Terlebih Miflan menyatakan sudah ada Rencana Tahunan Operasi Waduk (RTOW) Wonogiri yang harus selalu dipedomani. RTOW Wonogiri disusun pihak-pihak terkait.

Miflan memerinci inflow dan outflow WGM atau Waduk Wonogiri periode Januari hingga Februari 2023. Dimana pada periode 13 Januari 2023 hingga 13 Februari 2023 tercatat volume inflow rencana atau RTOW di angka 146 juta meter kubik.

Sedangkan volume inflow aktual di angka 327 juta meter kubik. Sementara volume outflow rencana atau RTOW di angka 52 juta meter kubik, dan volume outflow aktual 94 juta meter kubik. Miflan juga merinci volume masuk dan keluar pada 13-17 Februari 2023.

Pada periode itu volume inflow rencana atau RTOW di angka 20 juta meter persegi. Tapi volume inflow aktual sampai 176 juta meter kubik. Sedangkan volume outflow rencana tujuh juta meter kubik, namun volume outflow aktual 51 juta meter kubik.

Sementara periode 17 Februari hingga 20 Februari 2023 volume inflow rencana 18 juta meter kubik, dan volume inflow aktual 57 juta meter kubik. Sedangkan volume outflow rencana tujuh juta meter kubik, tapi volume outflow aktual 83 juta meter kubik.

“Bayangkan tidak ada waduk ini. Jadi bendung sudah berfungsi dengan baik. Tapi memang harus ditata berapa volume yang bisa mengalir,” terang Miflan. Dia mengatakan pintu air WGM dibuka karena tingginya volume air disebabkan hujan yang deras.

Bila tidak dilakukan pelepasan atau pembukaan pintu air, menurut dia, justru dampak atau risikonya bagi bendungan akan jauh lebih besar. “Yang kami keluarkan 51 juta meter kubik. Kalau dilepas 20 juta meter kubik, efek di bendungan lebih besar,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya