Soloraya
Kamis, 29 Desember 2022 - 14:41 WIB

Pesan Bupati Sukoharjo Kepada Istri Kades: Aja Mbingungi Minta Gelang, Kalung

Magdalena Naviriana Putri  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Sukoharjo, Etik Suryani melantik 13 kepala desa terpilih dalam Pilkades Serentak 2022 di Pendapa Graha Satya Praja, Rabu (28/12/2022). (Istimewa/Humas Pemkab Sukoharjo).

Solopos.com, SUKOHARJO — Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, memberikan pesan kepada para istri kepala desa terpilih hasil pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak 2022 dilantik di Pendapa Graha Satya Praja Sukoharjo, Rabu (28/12/2022).

Etik mengingatkan kepada seluruh istri kades terlantik agar dapat mendampingi serta memberi motivasi kepada suami dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Mengingat, para Kades memiliki kewajiban yang cukup berat.

Advertisement

Harapannya, amanah yang diberikan kepada para kepala desa berjalan sesuai norma dan ketentuan yang ada. Seorang istri kades menurutnya juga harus mampu memahami tugas sebagai Ketua Tim Penggerak PKK.

Hal itu menyangkut pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga, serta fungsi sebagai motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan program-program PKK.

Advertisement

Hal itu menyangkut pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga, serta fungsi sebagai motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan program-program PKK.

Menurutnya kewajiban sebagai istri kades harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan dilandasi dengan rasa pengabdian yang tinggi.

“Sekarang diceluk [dipanggil] bu lurah [bu kades] nyuwun tulung disengkuyung, karena keberhasilan bapak-bapak ini di tangan panjenengan, seorang istri. Nyuwun tulung ampun disetani [tolong jangan dihasut] tugas bapak-bapak kades ini berat. Mengko duit e akeh [nanti uangnya/dana desa banyak] bingung minta gelang, kalung ampun nggih [jangan ya]. Harus bisa memilah jangan sampai istri mencampuri urusan suami,” imbaunya.

Advertisement

Berdasarkan seluruh rentetan pekerjaan berat itu, Etik menegaskan  seorang kades harus dapat menjadi sosok seorang pemimpin dan bisa menjadi teladan bagi warga masyarakat.

“Dalam hal pengelolaan keuangan desa harus dilaksanakan secara trasparan, akuntabel, partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Hal ini penting diketahui karena desa pada saat ini mengelola anggaran yang cukup besar, sehingga perlu disikapi dengan penuh kehati-hatian dan penuh tanggung jawab,” tegas Bupati Etik dalam sambutannya.

“Jangan sampai ada konflik ke depan yang sudah ya sudah. Kemarin yang tidak mendukung jenengan semua dirangkul jangan sampai ada musuh. Semua warga jenengan, semua diajak membangun desa bersama-sama,” ujarnya kepada seluruh kades terlantik.

Advertisement

Sebelumnya, sejumlah 13 kepala desa (kades) terpilih hasil pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak 2022 dilantik di Pendapa Graha Satya Praja Sukoharjo, Rabu (28/12/2022).

Penghargaan

Sementara kepada para Penangungjawab (PJ)  Kepala Desa yang telah berakhir masa tugasnya dia menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas jasa dan pengabdian dalam melaksanakan tugas selama menjabat sebagai PJ.

Kepala Desa. Sehingga peran dan kontribusi untuk mewujudkan peningkatan pembangunan di semua bidang dapat dirasakan oleh masyarakat desa secara langsung.

Advertisement

Sebelumnya, Wakil Bupati Sukoharjo, Agus Santosa meminta seluruh peserta dewasa sehingga tak ada polarisasi masa usai kontestasi berlangsung.

“Semakin matang otomatis konfliknya semakin rendah. Saya yakin warga sini cukup matang, wis rampung isih gelut terus kan ndesani [Sudah selesai tapi masih berantem terus kan memalukan],” terang Agus Santosa saat ditemui Solopos.com usai pengecekan di TPS 02 Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Kamis.

Dia menyebut sebagai konsekuensi demokrasi tentu saja pada saatnya nanti siapa calaon kepala desa (cakades) yang menang itu yang harus didukung.

Di lain sisi, dia berharap siapa pun yang kalah akan menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat kepada pemenang. Sebab menurutnya jika pemimpin memberi contoh hal itu akan ditirukan jajaran dibawahnya.

“Kalau itu terjadi, pendukung juga akan adem melihat contoh pimpinannya. Selesai kontestasi selesai, kita kembali menjadi masyarakat biasa dan pembangunan berjalan lancar. Konsekuensi demokrasi seperti itu, demokrasi itu menghormati hak rakyat. Tolong disampaikan, kalau tidak mau berarti ndesani,” ujar Agus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif