SOLOPOS.COM - Jenazah Serka Sutrisno, 31, anggota TNI AU yang tewas akibat kecelakaan pesawat Hercules, hendak dimakamkan di tanah kelahirannya di Dukuh Dilem, RT 001/RW 003, Desa Pojok, Kecamatan Nogosari, Boyolali, Kamis (2/7/2015). (JIBI/Solopos/Hijriyah Al Wakhidah)

Pesawat Hercules jatuh di Medan, Selasa (30/6/2015) menewaskan ratusan korban, termasuk Serka Sutrisno.

Solopos.com, BOYOLALI--Jenazah Serka Sutrisno, 31, anggota TNI AU asal Dukuh Dilem RT 001/RW 003, Desa Pojok, Nogosari, Boyolali, yang menjadi korban jatuhnya pesawat Hercules di Medan, awalnya diminta oleh TNI AU untuk dimakamkan di taman makam pahlawan (TMP).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Namun, keluarga menghendaki agar Sutrisno dimakamkan oleh pihak keluarga di tanah kelahirannya. Kakak sepupu korban, Suroto, 54, menyampaikan sempat terjadi pembahasan yang cukup panjang antara keluarga dengan pihak TNI AU. “Memang tidak semua anggota TNI punya kesempatan untuk dimakamkan di taman makam pahlawan. Namun adik saya meninggal dalam tugas. Jadi sebelumnya ada rencana dimakamkan di makam pahlawan,” kata Suroto, saat ditemui solopos.com, Kamis (2/7/2015).

Sementara itu, Kamis pagi kemarin kediaman Sutrisno di Nogosari mulai dipadati sejumlah anggota TNI AU yang datang melayat. Istri Serka Sutrisno, Erna, dan kedua anaknya, Aurel, 5 dan Almaira, 3 bulan, juga sudah tiba di Nogosari. Sejak pagi mereka menunggu kedatangan jenazah Sutrisno.

Menurut Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Adi Soemarmo, Kapten (Sus) Rindar Noor Arifianto, Kamis kemarin jenazah Sutrisno diberangkatkan dari Lanud Suwondo Medan menuju Bandara Halim Perdana Kusuma. Sekitar pukul 11.30 WIB, jenazah diterbangkan menuju Bandara Adisucipto Jogja dan tiba di Jogja pukul 12.48 WIB.
Beberapa perwakilan keluarga bersama tim dari Lanud Adi Soemarmo Solo, Depohar 50 Adi Soemarmo, dan Sathar 71 Depohar 70 Sulaiman, menjemput jenazah ke Jogja. Tepat pukul 15.00 WIB, rombongan tiba di Nogosari.

“Awalnya memang ada dua pilihan antara turun di Adi Soemarmo atau Adisucipto. Keputusan terakhir turun di Jogja karena korban asal Jogja lebih banyak. Sementara perjalanan Jogja ke Nogosari hanya dua jam,” kata Rindar.
Tangis pecah seketika saat mobil jenazah Adi Soemarmo tiba di kediaman. Ibu Sutrisno, Sakinah, 60, masih terlihat sangat syok dengan kematian putra ragilnya. Begitu pula dengan istrinya, Erna. Sementara ayah korban, Suramto, 72, terlihat lebih tegar.

Keluarga tak punya kesempatan untuk melihat jasad terakhir Sutrisno. Setelah disalatkan langsung digelar upacara pemakaman secara militer. Upacara pemakaman dipimpin Komandan Depohar 50 Adi Soemarmo, Kolonel Lek Wahyu Widodo.

Sutrisno mengikuti pendidikan Semaba 2004 di Adi Soemarmo Solo. Di tahun itu pula dia mendapat pangkat Serda, kemudian Sertu pada 2006, dan Serka pada 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya