SOLOPOS.COM - Kepala BPJS Kesehatan Cabang Solo, Debbie Nianta Musigiasari. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO– Jumlah peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencapai 87,94% dari jumlah penduduk 586.166 di Solo. BPJS Kesehatan Cabang Solo mendorong perusahaan swasta membantu memberikan program JKN kepada warga.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Solo, Debbie Nianta Musigiasari, mengatakan Solo sudah mencapai Universal Health Coverage (UHC) dengan jumlah peserta JKN 98,34% dari populasi atau 576.420 peserta. Mayoritas merupakan peserta mandiri dengan total 65,75%.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Jumlah peserta aktif, yang rutin membayar dan langsung dapat pelayanan 87,04%. Target sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional UHC 98% dan keaktifan minimal 75%,” jelas dia ditemui di Balai Kota Solo, Rabu (5/6/2024).

Dia menjelaskan BPJS Kesehatan Cabang Solo berupaya meningkatkan keaktifan terutama untuk peserta mandiri, sebagai contoh rencana pembayaran bertahap atau cicilan. Pemkot Solo juga telah berperan dalam penerima bantuan iuran (PBI) APBD.

“Ada upaya optimalisasi Perusahaan untuk ikut serta program JKN melalui CSR untuk mendaftar warga yang belum terdaftar atau membantu peserta mandiri yang memiliki tunggakan. Kami meminta ke Pak Sekda [Sekda Solo Budi Murtono] ada semacam surat edaran supaya ada kontribusi perusahan swasta. Di Solo sudah ada tapi belum optimal,” papar dia.

Menurut dia, warga yang belum menjadi peserta JKN maupun yang tidak aktif bukan hanya tanggung jawab Pemkot Solo, namun ada kontribusi dari perusahaan swasta. Upaya itu juga dilakukan pemerintah kabupaten sekitar.

Debbie menambahkan jumlah fasyankes tingkat pertama yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan sebanyak 80 di Solo, masing-masing 17 puskesmas, 27 klinik pratama, 25 dokter umum, dan 11 dokter gigi.

Kemudian kerja sama dengan fasyankes tingkat lanjutan bersama 17 rumah sakit, fasyankes penunjang empat optik, lima lab, dan dua apotek. BPJS Kesehatan tidak merekomendasikan menambah rumah sakit di Solo.

“Sedangkan fasyankes tingkat pertama masih bisa dimungkinkan penambahan. Pada 2024 membutuhkan tujuh fasyankes tingkat pertama, yaitu satu puskesmas, satu klinik pratama, 1 dokter perorangan, dan empat dokter gigi masih dimungkinkan,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya