SOLOPOS.COM - Ketua DPR Puan Maharani (mengenakan pakaian hijau) bersama peserta kampanye pada peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023 di jalur Solo Car Free Day (CFD), Solo, Minggu (28/5/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Puluhan anak muda yang melakukan kampanye Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023 berjumpa dengan Ketua DPR Puan Maharani di jalur Car Free Day (CFD) Solo, Minggu (28/5/2023).

Para pemuda yang melakukan kampanye itu adalah Pemuda Penggerak, Yayasan Kakak Solo, Dinas Kesehatan Kota Solo yang melibatkan 17 Puskesmas, dan kampung bebas asap rokok (KBAR). Mereka melakukan talkshow dan cek kesehatan di seberang Loji Gandrung, Solo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Selanjutnya mereka melakukan kampanye berjalan kaki sambil membawa poster menuju ke arah timur. Namun, para anak muda itu tak bisa lewat akibat kegiatan bagi-bagi sepatu gratis yang dilakukan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bersama Aerostreet.

Para peserta peserta berteriak, namun tetap tidak mendapatkan jalan saking padatnya pengunjung yang antre sepatu gratis. Para peserta balik arah menuju simpang empat Gendengan, Solo.

Anak muda itu justru bertemu dengan Puan waktu melakukan aktivitas di CFD bersama Bupati Sukoharjo Etik Suryani dan  Bupati Klaten Sri Mulyani. Puan sempat berbincang dengan Kepala Dinas Kesehatan Solo Siti Wahyuningsih atau akrab disapa Ning.

Ning menjelaskan merokok merupakan aktivitas yang berdampak merugikan bagi kesehatan individu, masyarakat, dan lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian rokok untuk jaminan kesehatan.

Rokok mengandung lebih dari 4.000 jenis zat kimia berbahaya bagi kesehatan mulai dari nikotin maupun zat lainnya yang bisa menyebabkan penyakit kanker paru-paru, TBC, jantung, atau komplikasi yang berujung kematian.

Menurut data WHO Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India.

Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Hasil penelitian WHO bekerja sama dengan US National Cancer Institute menyatakan angka kematian akibat tembakau diproyeksikan meningkat dari enam juta kematian per tahun menjadi delapan juta per tahun pada 2030, dengan lebih dari 80 persen terjadi di negara berpendapatan menengah ke bawah.

Selain itu, lanjut Ning, merokok dapat mempengaruhi stunting, yakni melalui asap rokok dari orang tua perokok yang memberi efek langsung pada tumbuh kembang anak. Konsumsi rokok juga mengurangi alokasi untuk memenuhi nutrisi, kesehatan, dan pendidikan.

Menurut dia, menurunkan angka stunting merupakan tanggung jawab semua pihak mulai dari pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta. Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia bertujuan untuk menekan angka perokok pemula.

“Peran generasi muda sangat besar sebagai motor pembangunan kesehatan. Mencegah perokok pemula membuat generasi muda menjadi cerdas, sehat, dan berkualitas. Pengendalian jumlah perokok akan akan berkontribusi pada PR bangsa untuk menekan angka stunting dan mewujudkan zero new stunting 2024,” jelasnya melalui keterangan tertulis.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya