Soloraya
Senin, 22 Januari 2024 - 22:13 WIB

Pesona Desa Tertinggi di Boyolali, Bisa Lihat Banyak Gunung dari Depan Rumah

Nimatul Faizah  /  Suharsih  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melintas di gapura masuk Dusun Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, belum lama ini. (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI — Bisa melihat gunung-gunung tinggi menjulang dari depan rumah bisa jadi merupakan kemewahan bagi warga kota tapi tidak dengan warga Desa Tlogolele, Selo, yang merupakan salah satu desa tertinggi di Boyolali.

Berjarak hanya 3,5 kilometer dari puncak Gunung Merapi di ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Desa Tlogolele, khususnya Dusun Stabelan, menjadi wilayah terdekat dengan puncak gunung tersebut.

Advertisement

Warga yang juga Kepala Dusun (Kadus) Stabelan, Maryanto, bahkan mengatakan dari wilayah dusunnya bisa terlihat pemandangan, tidak hanya Gunung Merapi tapi juga Gunung Merbabu, Sumbing, Sindoro, Slamet, dan Prau.

Tak mengherankan, kawasan tertinggi di Desa Tlogolele, Selo, Boyolali, kerap dikunjungi wisatawan, bahkan gapura masuk Dusun Stabelan juga sempat viral pada masa pandemi Covid-19 lalu.

Advertisement

Tak mengherankan, kawasan tertinggi di Desa Tlogolele, Selo, Boyolali, kerap dikunjungi wisatawan, bahkan gapura masuk Dusun Stabelan juga sempat viral pada masa pandemi Covid-19 lalu.

“Pemandangan di sini bisa melihat Merapi, Merbabu, Telomoyo, Sumbing, Sindoro, Slamet, dan Prau. Banyak wisatawan yang ke sini di masa pandemi karena banyak tempat wisata,” ungkap Maryanto yang diwawancarai Solopos.com di rumahnya pada Minggu (20/2/2022).

Apa yang dikatakan Maryanto memang bukan isapan jempol semata. Solopos.com menyaksikan sendiri Gunung Merapi menjadi pemandangan di depan rumah dan di belakang rumah Maryanto terlihat pula Gunung Merbabu.

Advertisement

“Dari Stabelan, setelah naik ada hutan rakyat atau hutan kas milik desa. Habis itu hutan taman nasional gunung merapi. Nah setelah itu, wilayah gunung Merapi,” kata Maryanto.

Kewaspadaan Erupsi Merapi

Namun, di balik keindahan alamnya, tinggal di dusun tertinggi di Desa Tlogolele, Selo, Boyolali, juga membuat warga harus selalu waspada dengan potensi bencana mengingat Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia.

Dalam mitigasi kebencanaan Gunung Merapi, Desa Tlogolele masuk kawasan rawan bencana (KRB) III. Jika terjadi erupsi Gunung Merapi, warga dusun tersebut harus siap untuk mengungsi meninggalkan rumah mereka sampai erupsi mereda.

Advertisement

“Kami ada kepercayaan, sewaktu-waktu Gunung Merapi erupsi, sebisa mungkin kami tidak mengeluarkan suara. Misal mitigasi bencana harus menggunakan sirene, kentungan, dan sebagainya, kami enggak boleh karena sudah tradisi turun temurun dari nenek moyang,” jelas Maryanto.

Selain itu, selama Gunung Merapi erupsi, warga Dusun Stabelan, Desa Tlogolele, Selo, Boyolali, yang merupakan wilayah tertinggi selalu membuat api unggun. Hal tersebut, kata Maryanto, untuk memberi tanda bahwa ada anak cucu pepunden Mbah Petruk di Stabelan.

“Sebenarnya zaman dahulu, api unggun kan untuk penerangan jalan karena belum ada penerangan. Tapi itu sebagai kepercayaan, di Merapi itu ada Mbah Petruk, kalau kami bikin api unggun, bukan karena kami anak cucu menolak atau menghalangi erupsi,” jelasnya.

Advertisement

Mengutip laman bnpb.go.id, Desa Tlogolele khususnya Dusun Stabelan di Selo, Boyolali, merupakan wilayah terdekat dengan puncak Merapi. Jika ditarik garis lurus, jarak antara dusun yang berada di ketinggian 1.555 mdpl itu hanya 3 kilometer saja dari puncak Merapi.

Menurut rekomendasi BPPTKG, wilayah Desa Tlogolele masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Oleh sebab itu penting bagi warga untuk memahami proses dan cara evakuasi mandiri ketika terjadi erupsi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif