Soloraya
Minggu, 14 Januari 2024 - 18:33 WIB

Peta Politik Berubah, Pertarungan Dapil Neraka di Sukoharjo Kian Sengit

R Bony Eko Wicaksono  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemilu. (freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pertarungan sengit diprediksi terjadi di daerah pemilihan (Dapil) IV meliputi Kecamatan Grogol untuk memperebutkan kursi di DPRD Sukoharjo dalam Pemilu 2024. Hal ini seiring berubahnya konstelasi politik lantaran jumlah calon legislatif (caleg) petahana berkurang.

Dapil IV Sukoharjo disebut-sebut menjadi dapil neraka pada Pemilu 2024 mendatang.  Dapil IV hanya meliputi satu wilayah kecamatan, yakni Grogol.

Advertisement

Sedangkan, dapil lainnya meliputi tiga wilayah kecamatan. Artinya, para caleg hanya bertarung di satu wilayah kecamatan. Selain itu, jumlah pemilih di Grogol termasuk terbanyak di Sukoharjo, yakni hampir 90.000 pemilih.

Pada Pemilu 2019, PDIP masih digdaya di Dapil IV Sukoharjo. Partai berlambang banteng moncong putih itu mampu meraih tiga kursi di parlemen.

Advertisement

Pada Pemilu 2019, PDIP masih digdaya di Dapil IV Sukoharjo. Partai berlambang banteng moncong putih itu mampu meraih tiga kursi di parlemen.

Kemudian, disusul Partai Golkar, PAN, dan PKS yang meraih satu tiket kursi legislatif. Kini, peta politik berubah menyusul dua caleg incumbent atau petahana dari PDIP tak maju lagi dalam pemilu. Sementara satu caleg petahana dari PAN bergeser ke dapil lain.

Praktis, hanya tiga caleg petahana yang siap bertarung dengan puluhan caleg new comer atau pendatang baru.

Advertisement

Jaka tak menampik sebagian caleg petahana yang tak lagi maju pada pemilu bakal mengubah peta politik di Grogol. Status caleg petahana kerap diuntungkan lantaran sudah memiliki modal basis massa dan jaringan relawan yang kuat di setiap desa.

Demi meraih simpati masyarakat, mantan Wakil Ketua DPRD Sukoharjo ini hampir saban hari menghadiri acara atau kegiatan sosial kemasyarakatan. Dia bertatap muka dan berinteraksi langsung dengan akar rumput.

“Secara hitung-hitungan, memang tidak seperti Pemilu 2019. Namun, pola pendekatan terhadap pemilih hampir sama. Saya intensifkan berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat level grass root,” ujar dia.

Advertisement

Para caleg petahana bakal berhadapan langsung dengan caleg pendatang baru dalam pemilu. Meski bersaing dengan caleg petahana, tak sedikit caleg pendatang baru yang tak gentar mampu berbicara banyak dalam panggung politik.

Optimisme tinggi justru digaungkan mereka lantaran kesempatan dan peluang melenggang ke parlemen terbuka lebar.

Guna meraih suara terbanyak, caleg pendatang baru mengawali start lebih awal sejak 2021. Mereka ingin mengenalkan figur terlebih dahulu kepada masyarakat.

Advertisement

“Saya melakukan pergerakan sudah 22 bulan, hampir dua tahun. Kali pertama pada 2021. Setiap hari, setiap pekan berkomunikasi dengan masyarakat,” kata seorang caleg pendatang baru asal PAN di Dapil IV, Sumadi.

Selama itu, Sumadi membentuk jaringan relawan, yakni Sedulur Sumadi di setiap desa di Grogol. Kini, jumlah relawan mencapai 1.500 orang yang tersebar di 14 desa di Grogol. Dia berharap, masing-masing relawan mampu mengajak keluarga dan tetangga rumah untuk memilih dirinya saat coblosan.

Awalnya, Sumadi hanya fokus di empat desa, yakni Manang, Cemani, Banaran, dan Sanggrahan. Keempat desa itu memiliki jumlah pemilih hampir separuh dari total jumlah pemilih di wilayah Grogol.

“Persaingan di Dapil IV memang sangat berat. Namun, saya optimis karena sudah bergerak ke masyarakat selama hampir dua tahun. Saya dan relawan memiliki kedekatan emosional dan ikatan batin. Mereka bergerak mendukung saya. Sedangkan saya juga harus mendengarkan dan menyerapkan persoalan yang mereka hadapi,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif