SOLOPOS.COM - Petani memasang MMT di sawah wilayah Desa Kebonromo, Ngrampal, Sragen, Senin (12/6/2023), berisi tuntutan pembangunan jalan Baok-Kebonromo dipasang di pinggir. (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen merespons aksi unjuk rasa seratusan petani Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Sragen, yang menuntut perbaikan jalan rusak di Desa mereka, Senin (12/6/2023). DPU mengaku berencana lebih dulu membangun talut di sepanjang jalan tersebut, namun baru akan diusulkan pada APBD 2024.

Kabid Bina Marga DPU Sragen, Aribowo Sulistyo No, mengungkapkan jalan yang diprotes para petani itu merupakan jalan kabupaten, yakni ruas Jalan Baok-Kebonromo. Dia mengatakan survei yang dilakukan sebelumnya lebih pada pendataan setiap tahun tentang kondisi jalan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Sesuai petunjuk pimpinan, Jalan Baok-Kebonromo akan dibangun dengan pembangunan talut dulu karena tanahnya kurang stabil. Kami sudah mengusulkan untuk pembangunan talut di 2024. Setelah ditalut, idealnya baru dilakukan pengerasan jalan,” jelas Bowo, sapaan nya saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Dia mengatakan kebutuhan anggaran pembangunan talut belum muncul karena masih dalam pembahasan.

Sementara itu, anggota DPRD Sragen dari Partai Nasdem, Tono, mengaku sudah menyampaikan tuntutan warga tersebut dalam rapat paripurna. Ia juga mengeklaim sudah berkoordinasi dengan DPU dan Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi (Bapperida) Sragen soal perbaikan jalan tersebut. Akan tetapi, sampai sekarang sama sekali belum ada realisasi. Dia tidak melihat ada tanda-tanda jalan tersebut akan diperbaiki  Pemkab Sragen.

“Petani akhirnya memberi tempo setahun kepada Pemkab untuk memperbaiki jalan itu. Sebenarnya dengan APBD Perubahan 2023 pun memungkinkan. Semua tergantung kebijakan Pemkab Sragen. Saya tidak menuntut harus cor beton bertulang atau aspal, yang penting ada perbaikan jalan. Soalnya jalan ini merupakan akses penting bagi petani,” jelasnya.

Tono mengungkapkan selama ini akses untuk mengangkut gabah dari sawah ke jalan besar biayanya cukup besar karena jalan rusak. Apalagi saat musim penghujan, kata dia, jalan itu tidak bisa dilewati kendaraan. Jalan Baok-Kebonromo merupakan jalur alternatif dari jalan Paldaplang-Tangen milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng sampai tembus ke perbatasan Kebonromo dan Bandung sejauh 1,9 km.

“Saya sudah berulang kali mendesak jalan itu agar diperbaiki. Para petani menyampaikan aspirasi ke saya dan saya sudah berusaha semampunya untuk menyampaikan ke Pemkab, tetapi belum ada realisasi. Jalan sejak zaman Belanda belum tersentuh pembangunan. Lebar jalan bisa sampai 6 meter tetapi sekarang tinggal 1-2 meter yang bisa dilewati,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya