Soloraya
Kamis, 10 Januari 2013 - 08:38 WIB

Petani Cabai di Pedan Keluhkan Serangan Jamur

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang petani asal Dukuh Tandan, Desa Troketon, Dadiyem, 73, sedang memetik buah cabai yang terkena jamur agar tidak menular ke cabai yang lain, Rabu (9/1/2013). (Ivan Andimuntarom/JIBI/SOLOPOS)

Salah seorang petani asal Dukuh Tandan, Desa Troketon, Dadiyem, 73, sedang memetik  cabai yang terkena jamur agar tidak menular ke cabai yang lain, Rabu (9/1/2013). (Ivan Andimuntarom/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN--Tingginya curah hujan pada awal Januari 2013 dikeluhkan petani cabai di Desa Troketon, Kecamatan Pedan, Klaten. Pasalnya, dengan kelembaban yang tinggi, cabai yang hendak mereka panen justru terserang jamur yang biasa mereka sebut antrak/pathek yang disebabkan jamur Cercospoda capsici.

Advertisement

Salah seorang petani asal Dukuh Tandan, Desa Troketon, Dadiyem, 73, ketika ditemui Solopos.com di kebun cabai miliknya, Rabu (9/1/2013), mengatakan ia harus mengambil cabai yang telah terserang jamur agar tidak menular ke cabai yang lain.

Menurutnya, curah hujan tinggi yang menyiram cabai-cabai miliknya justru berakibat tidak baik untuk pertumbuhan cabai.

“Itu ada yang layu karena terlalu banyak air. Kalau hujannya jarang, hasil panen bisa bagus,” kata dia.

Advertisement

Ia mengaku menggarap lahan seluas 1.000 meter persegi. Petani lain, Haryoto, 50, mengatakan hujan memperpanjang masa pemeliharaan cabai.

“Masalah jamur itu sampai sekarang masih jadi masalah besar buat kami. Penyuluh Pertanian lapangan (PPL) saja enggak bisa menangani,” keluhnya.

Sementara itu, PPL Desa Troketon, Anwar Nugroho Edi, dijumpai Solopos.com di kantornya, Rabu, mengakui kendala yang dihadapi para petani cabai di wilayahnya masih berkutat pada jamur.

Advertisement

Ia menjelaskan faktor penyebab hal itu, yakni antara lain karena petani tidak memakai mulsa [plastik yang digunakan untuk menutup tanah di sekitar batang cabai]. Dengan mulsa itu, sebenarnya, penyebaran jamur bisa dihambat. Lebih lanjut, beberapa petani kadang kurang memperhatikan adanya jamur pada cabai mereka dan hanya membiarkannya. Selebihnya, petani menggunakan benih yang telah tercemar bibit jamur.

“Saya pernah menemui petani yang menggunakan insektisida untuk menyemprot cabai yang terkena jamur. Seharusnya kan mereka pakai fungisida,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif