SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Solopos.com) – Kenaikan harga beras yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir ini di pasaran, dikarenakan selain tak ada hasil produksi di sejumlah sentra produksi beras akibat serangan wereng, juga diakibatkan karena minimnya stok gabah petani.

Salah seorang pengusaha penggilingan padi di Ngemplak, Boyolali, Hj Sunarni menjelaskan pihaknya terpaksa harus mencari gabah kering panen hingga ke sejumlah daerah di Jatim, seperti Ngawi. “Kalau di wilayah Soloraya sudah pasti stok tidak ada, karena serangan wereng. Kami juga telah mencari gabah mulai dari wilayah Purwokerto hingga ke Cilacap. Tetapi stok sangat minim,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, Kamis (7/7/2011).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Akibatnya, jelas Sunarni, kenaikan harga gabah sudah terjadi ditingkat petani. Kenaikan itu rata-rata sekitar Rp 1.000/kg. Dengan kenaikan itu, jelasnya, kenaikan akan terus terjadi hingga ke tingkat konsumen. “Kenaikan harga itu sebetulnya sudah terjadi sekitar sebulan yang lalu. Biasanya gabah kering panen ditingkat petani sekitar 2.700/kg, kini menjadi sekitar Rp 3.700/kg. Itupun sangat minim stok akibat wereng,” papar dia.

Dengan harga tersebut, menyebabkan ditingkat penggilingan padi juga mengalami kenaikan harga. Rata-rata kenaikan itu, jelasnya berkisar Rp 1.000/kg. Saat ini, harga beras jenis IR 64 di tingkat penggilingan padi berkisar antara Rp 6.500/kg hingga Rp 7.500/kg. Diakuinya, akibat serangan wereng itu memang sangat menentukan kenaikan harga hingga ke tingkat konsumen. Selain itu, meningkatnya kebutuhan menjelang Ramadan dan Lebaran juga memengaruhi kenaikan harga tersebut.

fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya