SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)--Sejumlah petani sayur di kawasan lereng Merapi mengalami gagal panen, setelah beberapa tanaman sayuran seperti kol, sawi putih dan selada diserang hama sejenis ulat grayak atau warga lebh mengenal dengan tretep, serta mandeng atau hama yang berbentuk larva kupu-kupu.

Hama tersebut menyerang hampir merata di tiga desa di Kecamatan Selo, yakni Desa Jrakah, Klakah dan Tlogolele.
Salah seorang petani sayur di Dukuh Klakah Ngisor, Desa Klakah, Selo, Situ Wahyuni mengatakan serangan hama itu terjadi setelah terjadinya hujan abu vulkanik akhir tahun lalu. Setelah hujan abu mereda, jelas Situ, para petani mulai menggarap lahan pertaniannya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Ternyata setelah dilakukan pengolahan lahan dan penanaman bibit tanaman sayur, hama itu juga mulai menyerang,” ujarnya kepada wartawan di lahannya, Kamis (17/2).

Situ menjelaskan serangan hama itu biasanya terjadi pada malam hari. Serangan itu, menurut Situ, hama menyerang seluruh daun dan bunga sayur.

“Akibatnya, dalam dua hari tanaman akan mati dan daun menjadi kering. Hal itu membuat petani harus gigit jari, karena tidak memperoleh hasil maksimal.

Situ menjelaskan para petani sudah melakukan upaya antisipasi serangan itu, dengan melakukan penyemprotan dengan pestisida. Sayangnya, upaya itu sering terlambat, karena serangan hama sangat cepat dan sulit dideteksi.

“Hama itu biasanya menyerang dari bagian dalam tanaman atau kuncup daun,” jelas dia.

Menurut Situ, akibat serangan ini banyak petani di Desa Klakah yang harus menanggung utang, karena tidak panen. Bahkan, jelas Situ, dirinya juga mengalami kerugian lebih dari Rp 10 juta
Akibat tanaman cabai miliknya hancur terkena abu vulkanik.

Kondisi itu, jelas Situ, juga diperparah dengan harga sayuran yang mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir ini. Menurut Situ, sawi putih hanya Rp 150/kg di tingkat petani. Selain itu, mentimun mencapai Rp 250/kg dari harga semula Rp 600/kg, kol bunga dari Rp 3.500/kg menjadi Rp 1.500-Rp 2.000/kg.

Sementara, petani asal Dukuh Klakah Duwur, Desa Klakah, Selo, Jumarno mengatakan saat ini para petani sayur di lereng Merapi dihadapkan pada kondisi yang sangat sulit.

Dikatakan Jumarno, luas areal tanaman sayuran di Desa Klakah yang mengalami gagal panen mencapai lebih dari 25 hektare (Ha).

“Kami sangat membutuhkan tenaga ahli untuk memberantas hama itu. Pasalnya, para petani sudah tidak mampu membasmi hama itu, karena serangan yang sangat cepat. Selain itu, kami juga meminta bantuan bibit dan pestisida,” ujarnya di depan para anggota Komisi B DPRD Jateng saat melakukan kunjungan di Desa Klakah, Selo, Kamis.

Jumarno menduga serangan hama itu terjadi akibat cuaca ekstrim yang terjadi saat ini, ditambah masih adanya abu vulkanik yang berada di lahan pertanian warga.

Menanggapi keluhan tersebut, Ketua Komisi B DPRD Jateng Wasiman mengatakan akan mengakomodasi permintaan petani tersebut.

fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya