SOLOPOS.COM - Petani tembakau di Kecamatan Manisrenggo, Klaten, menjemur hasil rajangan daun tembakau, Sabtu (30/9/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Wilayah Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan, dan Kemalang, Klaten, sejak dulu terkenal sebagai sentra petani tembakau. Namun, sudah bertahun-tahun terakhir ini para petani tembakau di beberapa wilayah tersebut dihantui keresahan dan bingung.

Perkaranya, tidak ada jaminan pasar atas hasil panen tembakau mereka. Bahkan termasuk tahun ini ketika kualitas panen tembakau tahun ini lebih bagus, pabrik rokok tak lagi membeli hasil panen mereka.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Keresahan para petani tembakau itu menjadi bahan diskusi mereka yang digelar di salah satu rumah petani di wilayah Desa Barukan, Manisrenggo, Sabtu (30/9/2023). Berbagai keluh kesah dan unek-unek mereka sampaikan dalam diskusi tersebut.

Perwakilan petani tembakau asal Desa Tijayan, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, Suradi, 46, mengatakan kondisi riil petani tembakau maupun perajang saat ini benar-benar terpuruk.

Dilihat dari sejarah, tembakau terutama petani di Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan, serta Kemalang menjadi komoditas pertanian andalan ketika musim kemarau tiba. Namun, beberapa tahun terakhir luas tanam tembakau menurun drastis.

Dia mencontohkan seperti luas tanam tembakau di wilayah Tijayan. Dulu, luas tanam tembakau di wilayah itu bisa mencapai 80 hektare. Saat ini, luas tanam tembakau menyusut hanya kisaran kurang dari 10 hektare.

“Petani itu mau menanam tembakau saat ini takut. Takutnya kenapa? Karena tidak ada jaminan pasar,” kata Suradi saat ditemui Solopos.com seusai pertemuan petani tembakau di Manisrenggo, Klaten, tersebut.

Suradi mengatakan ketika petani menanam komoditas lain pada musim kemarau seperti jagung atau kacang tanah, petani dibikin bimbang. Petani harus mencari air sumber irigasi dan mengoperasikan pompa air agar tanaman tetap hidup.

Alhasil, biaya produksi yang dikeluarkan membengkak. Di sisi lain, pembelian bahan bakar minyak subsidi untuk pertanian dibatasi.

Petani Merasa Tak Berdaya

Suradi kembali mengatakan akhir-akhir ini kondisi petani tembakau tak berdaya. Kondisi itu dialami petani terutama sejak 2014. Petani tembakau di Manisrenggo, Klaten, tidak pernah mendapatkan manfaat dari hasil panen selama sembilan tahun terakhir.

Dia menceritakan ada potongan dari berat tembakau yang disetorkan. Petani terutama perajang tembakau juga dibebani pajak 1 persen.

“Sekarang mau hidup bagaimana? Dulu waktu menjadi petani membiayai anak kuliah itu enteng. Saat ini, boro-boro membiayai kuliah, mau beri uang saku anak yang sekolah SMA gratis saja kewalahan. Ini kondisi riil,” jelas Suradi.

Belakangan petani tembakau di Manisrenggo dan Prambanan, Klaten, kian dibuat resah ketika mendapatkan kabar perusahaan rokok tidak lagi membeli tembakau mereka. Padahal, kualitas tembakau hasil tanam petani di kecamatan tersebut tahun ini bagus.

“Kami sangat paham tentang tembakau. Kami tes hasil rajangan saat ini luar biasa. Orang tembakau mengatakan ada gondo, rupo, dan cekel itu masuk semua. Tetapi pabrik tidak mau beli. Kemarin dari teman-teman pengepul menginformasikan pabrik tidak beli,” kata Suradi.

Suradi dan petani lainnya tak tahu alasan pabrik tak menyerap tembakau panen petani di wilayah Manisrenggo dan Prambanan, Klaten. Lantaran hal itu, petani tembakau rajangan sangat berharap pemerintah mengambil langkah untuk membantu mereka dan mengembalikan fitrah pertanian tembakau di wilayah Manisrenggo dan Prambanan.

“Harapannya, kami minta dengan sangat pemerintah bisa melobi perusahaan. Permintaan dari pabrikan seperti apa sehingga kami bisa menyajikan apa yang diminta pabrikan,” kata dia.

Ditemui terpisah, salah satu petani di Desa Nangsri, Kecamatan Manisrenggo, Tukijo, 69, mengatakan luas tanam tembakau saat ini menyusut drastis dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.

“Dulu itu kalau menjemur hasil rajangan panen tembakau bisa sampai satu lapangan. Sekarang kondisinya sudah tidak seperti itu lagi,” kata Tukijo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya