Soloraya
Jumat, 28 April 2023 - 18:10 WIB

Petani Milenial asal Jambanan Sragen Ekspor Bibit Anggur sampai ke Malaysia

Tri Rahayu  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lokasi pembibitan pohon anggur di dalam green house milik petani milenial Sigit Haryanto di Dukuh Jipangan, Desa Jambanan, Sidoharjo, Sragen, Jumat (28/4/2023). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Puluhan petani milenial tergabung dalam Asosiasi Peng-anggur-an Sragen Asri (Apasi) yang menggeluti bisnis anggur, baik buah maupun pembibitan berhasil ekspor sampai ke Malaysia.

Budidaya tanaman anggur tersebut rupanya memiliki prospek tinggi untuk mendapatkan cuan. Salah satu anggota Apasi, Sigit Haryanto, 32, memulai bisnis pembibitan anggur impor sejak dua tahun terakhir. 

Advertisement

Bibit anggurnya bisa ekspor sampai Malaysia. Dia memanfaatkan lahan kosong seluas 16 meter x 6 meter untuk pembuatan green house. 

Di lokasi itulah, Sigit menanam sebanyak 20 batang pohon anggur dengan berbagai varian dengan umur tanaman antara enam bulan sampai 18 bulan. Tanaman anggur itu mulai berbuah setelah berumur enam bulan.

Advertisement

Di lokasi itulah, Sigit menanam sebanyak 20 batang pohon anggur dengan berbagai varian dengan umur tanaman antara enam bulan sampai 18 bulan. Tanaman anggur itu mulai berbuah setelah berumur enam bulan.

“Di sini merupakan anggur impor semua, tidak ada yang anggur lokal. Ada yang warnanya hitam, kuning, merah, dan hijau. Satu pohon itu bisa berbuah sampai 92 dompol, khusus untuk jenis anggur hitam dan anggur hijau. Satu dompol anggur hitam itu bisa sampai 1 kg,” terang petani milenial asal Dukuh Jipangan RT 012/RW 005 Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen itu saat berbincang di kebunnya, Jumat (28/4/2023) siang.

Dia mengatakan untuk anggur varian khusus harganya bisa sampai Rp150.000/kg. Dia menjelaskan varian khusus itu merupakan anggur dari Jepang yang warnanya kuning. Sigit punya dua pohon indukan anggur jenis itu.

Advertisement

Dia menjelaskan prospek anggur ini luar biasa. Sigit belum mampu karena harus memiliki kebun yang luas dan anggur ini tidak mengenal musim sehingga bisa berbuah sepanjang tahun.

Saat pengenalan itu, kebun anggur milik Sigit didatangi para pengunjung dari Klaten, Jogja, Wonogiri, Magetan, Solo, dan seputaran Sragen. “Bu Luluk Nur Hamidah, anggota DPR RI, juga ikut hadir,” katanya.

Sigit belum menjadikan buah anggur untuk bisnis. Dia masih mengandalkan penghasilannya dari pembibitan anggur selama dua tahun terakhir. 

Advertisement

Saat Bulan Puasa lalu ada 500 batang bibit yang siap tanam dan setelah Lebaran ratusan bibit anggur itu sudah ludes terjual. 

Bibit anggur itu dijual Sigit memiliki harga bervariasi tergantung jenisnya, yakni mulai Rp80.000 per polybag hingga Rp1 juta per polybag.

“Bibit dengan harga Rp1 juta per batang itu merupakan bibit anggur Thailand. Buahnya hitam besar-besar. Setiap menyemai 100 batang bibit yang bisa hidup bisa sampai 90 persen. Semua pakai metode stek batang,” katanya.

Advertisement

Sigit menjual bibit anggur itu secara online. Bahkan, Sigit juga melayani pemasanan bibit anggur ke Malaysia. Belakangan Sigit sudah mengirim empat kloter pesanan bibit anggur ke Malaysia. 

“Pemesannya tidak banyak 5-10 batang pun saya layani. Pembayaran dari Malaysia itu pakai mata uang Ringgit. Pengiriman lewat jasa cargo pesawat,” ujarnya.

Dalam sebulan, Sigit bisa menjual bibit anggur rata-rata 10-20 batang dengan penghasilan rata-rata Rp2 jutaan.

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Jambanan, Karyono, mendorong tumbuh para petani milenial yang bisa memanfaatkan kebun kosong untuk budidaya agrobisnis. 

Dia mencatat budidaya agrobisnis itu se-Desa Jambanan ada tiga lokasi. Dia mengatakan selain di tempatnya Sigit juga ada dua petani green house lainnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif