SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani milenial (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO — Jumlah petani milenial (usia 19-39 tahun) di Jawa Tengah masih minim berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2023 Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah. Di Sukoharjo, jumlah petani milenial tercatat sebanyak 9,02% dari total 55.514 petani. Jumlah ini lebih rendah dari rata-rata petani milenial Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 14,86%.

Berdasarkan data BPS diketahui jumlah petani milenial yang berusia 19-39 tahun di Jateng mencapai 625.807 orang dari total 4.211.996 petani.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Plt. Kepala BPS Kabupaten Sukoharjo, Hesmiyati, mengatakan jumlah petani milenial di Sukoharjo paling banyak berada di Kecamatan Polokarto, yaitu 1.040 orang. Disusul Weru (758 orang) dan Bulu (642 orang).

“Sementara itu, petani milenial di Sukoharjo yang menggunakan teknologi digital sebanyak 5.007 orang atau 92,41% dari total petani milenial. Sedangkan petani milenial yang tidak menggunakan teknologi digital sebanyak 997 orang atau 7,59%,” kata Hesmi dalam konferensi pers Diseminasi Hasil Sensus Pertanian (ST2023) Tahap I Kabupaten Sukoharjo di Hotel Sarila Sukoharjo, Selasa (12/12/2023).

Dia menambahkan, jumlah petani milenial di Sukoharjo masih didominasi laki-laki, yaitu 92,41%. Sisanya, perempuan sebanyak 7,59%. “Sejauh ini belum ada perbandingan antara jumlah petani milenial dari hasil ST2013 dan St2023. Karena petani milenial baru didefinisikan pada UU no.19/2013 setelah sensus ST2013 dilakukan,” papar Hesmi.

ST2023 juga menyoroti perihal urban farming. Lahan pertanian di perkotaan semakin sempit seiring dengan pertambahan penduduk perkotaan. Sedangkan kebutuhan untuk konsumsi hasil pertanian cukup tinggi.

Urban Farming

Wilayah perkotaan dinilai memiliki ketergantungan hasil pertanian dari daerah lain. Sehingga urban farming dianggap sebagai solusi dalam mengurangi ketergantungan tersebut. Sekaligus membantu mengendalikan inflasi, mengembangkan ekonomi lokal, efisiensi biaya transportasi, meningkatkan partisipasi masyarakat/komunitas, dan meningkatkan kualitas perkotaan.

Pelaku kegiatan urban farming paling banyak di Sukoharjo berada di Kecamatan Mojolaban, yaitu 23 rumah tangga usaha pertanian (RTUP) dan 24 usaha pertanian perorangan (UTP). Sementara jumlah total pelaksana urban farming sebanyak 98 RTUP dan 99 UTP.

“Beberapa aktivitas yang tergolong urban farming seperti usaha budidaya tanaman sayuran kota, atap bangunan, atau dalam ruangan tertutup seperti rumah kaca. Kegiatan yang dilakukan pada urban farming selain budidaya tanaman, dapat juga berupa usaha peternakan,” beber Hesmi.

Hesmi berharap, hasil Sensus Pertanian 2023 dapat memenuhi kebutuhan data pertanian dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta dalam pengambilan kebijakan. Melalui sajian data di bidang pertanian yang lengkap, aktual dan dapat dipercaya dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan khususnya di bidang pertanian.

Sebagai tambahan informasi, jumlah petani milenial terbanyak di Jateng ada Kabupaten Grobogan yang mencapai 54.175 orang. Di belakangnya ada Banjarnegara dengan 37.613 orang dan Cilacap 36.036 orang.

Sedangkan jumlah petani milenial paling sedikit ada di Kota Solo, sekitar 185 orang. Kemudian Kota Magelang dengan 376 orang dan Kota Salatiga, sekitar 661 orang. Di Sukoharjo petani milenial baik yang menggunakan maupun tidak menggunakan teknologi ada sebanyak 5.007 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya