SOLOPOS.COM - Afriana Putri Chajatiningrum,21, salah satu petani milenial asal Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo menyemprotkan pupuk cair organik di lahan pertanian yang dikembangkan untuk budi daya beras merah wangi, Sabtu (12/3/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN–Berawal dari satu pelatihan pertanian di Kecamatan Bayat, lima petani milenial berkolaborasi mengembangkan budi daya beras merah. Produk mereka kini menghiasi pasar online maupun offline.

Kelima petani milenial itu tergabung dalam Produsen Pangan Kesatria Muda (PPKM). Mereka yakni Afriana, Adit, Atik, Fajar, dan Hantoro yang masih berada pada rentang usia 20-30 tahun.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Produksi beras merah dilakukan dengan sistem agroekologi atau pertanian ramah lingkungan. Mereka memiliki tagline beras merah wangi produksi mereka lebih pulen, lebih wangi, dan lebih enak. Para milenial ini ingin meyakinkan jika beras merah yang mereka tanam tidak seperti beras merah pada umumnya yang cenderung berasa sepo alias hambar dan cenderung bertekstur keras.

Baca Juga: 320 Petani Milenial Klaten Diusulkan Ikut Pelatihan di Kementan

Satu di antara lima petani milenial itu yakni Afriana Putri Chajatiningrum,21, warga Dukuh Pucangan, Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo. Afriana masih tercatat sebagai mahasiswi jurusan Agribisnis Hortikultura Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang (Polbangtan Yoma).

Afriana mengatakan dia dipertemukan dengan empat petani milenial lainnya dalam pelatihan yang digelar Kesatriaan Entrepeneur Indonesia berlokasi di Joglo Tumiyono, Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat.

“Setelah selesai pelatihan bersama teman-teman mau mengembangkan usaha. Sebelumnya saya pribadi sudah ada gambaran untuk mengembangkan pertanian mengarah ke organik tetapi harus seperti apa saat itu masih bingung,” kata Afriana saat ditemui di Jimus, Sabtu (12/3/2022).

Baca Juga: Berkah dari Limbah, Petani Milenial di Klaten Produksi Pupuk Organik

Kelima milenial itu lantas memulai menanam benih beras merah wangi pada 2021 lalu. Afriana menanam di sawah keluarganya seluas 2.200 meter persegi pada Agustus 2021 lalu. Lokasinya di Desa Jimus yang mendapatkan limpahan air irigasi dari sumber mata air seperti Umbul Ponggok serta Umbul Sigedang. “Saat ini mulai memasuki masa tanam kedua,” kata Afriana.

Hasil panen pada masa tanam pertama cukup menggembirakan. Dari lahan seluas 2.200 meter persegi bisa menghasilkan sekitar 600 kg beras merah wangi. Para petani milenial itu mulai memasarkan produk pada pertengahan Desember 2021.

Mereka memanfaatkan platform media sosial maupun e-commerce yang sudah familiar dengan keseharian mereka untuk memasarkan produk secara online. Pemasaran secara offline tak mereka tinggalkan melalui kerja sama dengan toko atau datang langsung ke calon konsumen.

Baca Juga: Bisnis Menggiurkan Madu Klanceng Petani Milenial Jatinom Klaten

Pengemasan mereka lakukan dengan sistem vakum untuk memperlama masa simpan yakni rentang enam bulan hingga satu tahun. Pada kemasan juga mereka lengkapi waktu pengemasan atau penggilingan hingga rentang waktu beras tersebut sebaiknya dikonsumsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya